Page 332 - S Pelabuhan 15.indd
P. 332
Amerika atau daerah-daerah lain di Asia dan Afrika yang menjadi koloni Eropa, hanya
diperbolehkan singgah di Batavia dan dengan izin khusus dapat berlabuh di Semarang
atau Surabaya. Kecuali untuk jung-jung Cina hanya boleh di Batavia. Pelayaran jung-
jung Cina ini dibatasi karena Pemerintah Belanda beranggapan bahwa jung-jung
Cina akan mengalahkan kapal-kapal pribumi. Kapal-kapal Cina yang terlepas dari
pengawasan adalah kapal-kapal ilegal yang menyelundupkan barang-barang komoditi.
Pemerintah juga melakukan pelarangan impor dan ekspor senjata api, bubuk mesiu,
amunisi dan peluru. Kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah kolonial tidak
menerapkan liberalisasi pelayaran dan perdagangan seperti yang diminta oleh Inggris.
Belanda tetap mempertahankan kebijakan monopoli dan proteksi sejak masa VOC.
Pelarangan pelayaran kapal-kapal asing di Indonesia bagi kegiatan perdagangan di
luar Batavia, Semarang, dan Surabaya, tidak sesuai dengan perjanjian tahun 1814.
Selain itu, pemerintah kolonial juga menerapkan tarif yang berbeda dari satu wilayah
ke yang lainnya. Meskipun pelayaran dan perdagangan dari wilayah Jawa dan Madura
tidak dikenai pajak, barang-barang yang akan dikirim ke pulau lain atau dibawa dari
pulau lain tetap dikenai pajak. Pajak untuk pribumi diberlakukan serendah mungkin.
Tapi jika itu kapal asing, peraturan 1 November 1818 yang diberlakukan (Sulistiyono
2004, 77).
Motif pemerintah memberlakukan kebijakan ini adalah agar pelayaran pantai Jawa
dan Madura hanya untuk kapal-kapal Hindia Belanda. Ini adalah upaya monopoli
dan proteksi pelayaran dan perdagangan inter-regional. Perwujudan dari kebijakan
tersebut adalah dengan menerapkan perbedaan tarif. Secara politik, pemerintah
kolonial merasa bahwa kehadiran kapal-kapal asing akan mengancam pengaruh
mereka pada koloni, terlebih lagi bagi daerah luar Jawa yang kurang dikontrol.
Belanda mengetahui bahwa jaringan dagang antara India dan Cina, meliputi jaringan
pelayaran pulau-pulau, sangat diminati Inggris. Itulah alasan kenapa pemerintah
kolonial hanya membuka Batavia untuk ekspor dan impor (Sulistiyono 2004,
109). Inggris melihat kebijakan ini sebagai manifestasi dari ambisi Belanda untuk
mengontrol dan memonopoli semua aktivitas perdagangan dengan kongsi-kongsi
dagang barat atau dengan Cina di koloni mereka.
320