Page 335 - S Pelabuhan 15.indd
P. 335

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            Melihat kebijakan monopoli Belanda di Hindia Belanda, Raffl  es  berniat  untuk

            menjadikan Singapura sebagai sebuah pelabuhan. Singapura memiliki segala sesuatu
            untuk menjadi sebuah pelabuhan besar. Ia memiliki lokasi strategis di Semenanjung
            Malaya, yang merupakan tempat terdekat menuju ke pusat perdagangan, seperti;
            Siam, Indo Cina, Cina, India, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Filipina, dan

            Sulawesi. Daerah ini juga merupakan pintu gerbang perdagangan bagi Eropa dan
            Cina.


            Secara geografi s, Singapura merupakan pelabuhan yang baik, aman dan terbentuk
            secara alami. Di sini juga terdapat air tawar. Kelebihan-kelebihan ini yang
            membentuk Singapura menjadi pelabuhan besar di wilayah ini. Singapura tidak
            hanya mengimplementasikan sistem perdagangan bebas, tapi juga pelabuhan bebas.


            Semenjak pelabuhan ini dibangun, pedagang-pedagang dari berbagai bangsa banyak
            yang berdatangan, seperti;  Eropa, Melayu, Jawa, Cina, Bugis, Arab, India, Bali, dll.
            Faktor-faktor yang telah disebutkan tadi menjadikan Singapura berkembang sangat

            pesat. Singapura menjadi pelabuhan emporium di perdagangan timur.

            Pemerintah kolonial menyadari Singapura dapat mengancam stabilitas politik dan

            ekonomi  kekuasaan kolonial Belanda di Nusantara. Pemerintah kolonial menyadari
            bahwa monopoli perdagangan dan pelayaran bukanlah cara untuk melawan
            pelabuhan perdagangan bebas Singapura. Pemerintah kolonial mulai mencari cara
            baru untuk menghadapi  Singapura, yaitu dengan membuka beberapa pelabuhan

            untuk perdagangan internasional dan pelabuhan bebas.

            Pemerintah kolonial secara cepat membangun pelabuhan-pelabuhan untuk

            perdagangan bebas dalam rangka menyaingi Singapura yang mulai berkembang.
            Tahun 1825, beberapa pelabuhan baru mulai dibangun, yaitu; Riau, Muntok,
            Palembang, Bengkulu, Padang, Tapanuli, Banjarmasin, Pontianak, Sambas, Makasar,
            dan Kupang. Pelabuhan-pelabuhan ini dibuka sebagai pelabuhan ekspor dan impor

            kapal-kapal asing. Menyusul kemudian Air Bangis, Singkel dan Barus dibangun tahun
            1839, dan pelabuhan Muara Kumpeh (Jambi) pada tahun 1847. Kegiatan ekspor bisa
            dilakukan di semua pelabuhan ini. Impor bisa didistribusikan dari pelabuhan ini ke
            pelabuhan kecil yang tidak dilalui kapal-kapal asing.


            Meskipun pemerintah kolonial mengeluarkan kebijakan baru di tahun 1850,
            yaitu bagi semua pelabuhan yang tidak dibuka untuk pelayaran internasional bisa                    323
   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339   340