Page 59 - S Pelabuhan 15.indd
P. 59

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            balok kayu ini berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan ngaju, semacam lantai

            geladak, yang menonjol keluar melebihi lebar lambung sepanjang dua atau tiga braca
            (1 braca = 0,34 meter). Di bagian atas ngaju ini diletakkan dua atau tiga batang
            bambu sejajar dengan lambung kapal, yang disebut  cangalha.  Cangalha  berfungsi
            sebagai tempat duduk para pendayung, terpisah dari pendayung lain yang berada di

            ruang kapal. Di bagian ujung ngaju terdapat pagu (kayu bercabang), yang berfungsi
            sebagai tempat mengikat bambu lain yang lebih besar dan lebih panjang. Bambu ini
            disebut samah dan berfungsi sebagai tempat meletakkan cadik agar kapal tidak oleng.


            Pada bagian ngaju dibuat lantai dari rotan yang dibelah dua, semacam tingkat atas
            geladak kapal, yang disebut baileo. Kalau ada orang lain bersenjata yang mau berbuat
            jahat pada orang yang duduk di baileo, mereka dapat menyapu baileo bersama ngaju-

            nya, dan orang-orang tersebut jatuh ke air. Di baileo dibuat bilik-bilik beratap dengan
            lantainya bertikar, tempat para pembesar dan kapten kapal duduk. Layarnya dibuat
            dari kain goni atau tikar. Kayuhnya dibuat artistik dengan ukiran yang indah dengan
            ujung bilahnya runcing seperti mata tombak. Bilah kayuh kadang-kadang berfungsi

            sebagai piring makan.





            3.3.   Musibah di Laut


            Ada empat faktor utama yang menjadi penye bab sebuah kapal dapat tenggelam
            atau kandas, yaitu, penguasaan pengetahuan geografi  kelautan, cuaca (penguasaan
            pengetahuan meteorologi), peperang an, dan kelalaian manu sia  (human error).
            Keempat faktor ini merupa kan penye bab umum sebuah kapal dapat tenggelam

            atau kandas di perairan yang biasa terjadi di seluruh dunia sejak mulai dike nalnya
            transportasi air hingga kini.


            Di Nusantara, perairan yang sibuk dilalui kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia
            adalah Selat Melaka, Selat Karimata, Selat Gaspar, Laut Jawa, Laut Flores, dan
            perairan Maluku. Dari selat dan perairan tersebut, yang paling ramai dilalui adalah
            Selat Melaka, Selat Karimata, dan Selat Gaspar. Di selat/perairan tersebutlah banyak
            kapal yang tenggelam atau kandas karena berbagai sebab. Karena kerapnya kapal yang

            melalui perairan tersebut, lama kelamaan para pelaut menguasai geografi nya dan hafal
            dengan jalur-jalur pelayarannya.
                                                                                                                47
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64