Page 10 - Fondasi Keluarga Sakinah.pdf
P. 10
Bacaan Mandiri Calon Pengantin
menjadi orang tua asuh atau mengangkat (adopsi) anak seperti
Rasulullah mengangkat Zaid ibn Haritsah. Bahkan, sahabat Ali
ibn Abi Thalib juga bisa disebut putra Muhammad karena sejak
umur 4 tahun telah tinggal bersama keluarga Muhammad dan
Khadijah.
Itu salah satu tujuan pernikahan. Dalam kajian fikih
munakahat, ada beberapa tujuan nikah lain. Di antaranya adalah
menjaga kehormatan diri dan membentuk keluarga yang bahagia.
Menjaga kehormatan diri juga sebenarnya masih terkait dengan
tujuan sebelumnya, yaitu agar laki-laki dan perempuan tidak
melakukan hubungan yang haram menurut syariat. Bayangin deh,
jika hubungan antara laki-laki dan perempuan tidak diatur oleh
lembaga pernikahan, tentu akan terjadi kekacauan dalam relasi
sosial. Tanpa aturan tentang relasi seksual, seorang perempuan
mungkin dinikahi sama kakak kandungnya, pamannya, atau
bahkan ayahnya sendiri (incest). Akibatnya, seseorang mungkin
akan menjadi anak sekaligus cucu seseorang. Karena itulah
dalam Islam dikenal istilah mahram dan gair mahram. Kelompok
mahram berarti gak boleh (haram) dinikahi, sedangkan yang gair
mahram boleh dinikahi.
Bicara tentang tujuan pernikahan, ada ayat tentang
pernikahan yang populer banget. Ayat ini sering dibaca
menjelang pelaksanaan akad nikah, atau sering pula dicantumkan
di kartu undangan nikah.
Allah SWT. berfirman :
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah
Dia menciptakan pasangan untukmu dari jenismu sendiri,
agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih (mawaddah)
dan sayang.(rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berfikir.”
(Q.S. ar-Rûm : 21))
5