Page 14 - Fondasi Keluarga Sakinah.pdf
P. 14
Bacaan Mandiri Calon Pengantin
Karena itulah dalam Islam ada prosedur khitbah atau
lamaran. Tujuannya adalah agar seseorang bisa mengenal
kualitas dan karakter calon pasangannya. Selama periode khitbah
ini keduanya bisa saling menjajagi serta saling mengenali pribadi
dan keluarga masing-masing. Pada periode ini pula mereka bisa
memutuskan untuk melanjutkan ke tahap pernikahan, atau
skip—udah deh, mendingan mau cari yang lain saja. Termasuk
yang harus diperhatikan selama periode ini adalah jejak rekam
atau latar belakang calon pasangan. Bagaimana sikap dan
perilaku beragamanya, bagaimana kepedulian sosialnya,
bagaimana jenis kelaminnya, pemarah atau tidak, posesif banget
atau santuy, dan seterusnya. Sebab, ada lho eh, banyak yang
merasa tertipu setelah menikah. Misalnya, ada yang setelah
menikah baru tahu bahwa ternyata pasangannya dari jenis yang
sama, baik sama-sama perempuan atau sama-sama laki-laki.
Banyak juga kasus yang viral, seperti mendapatkan istri yang
ternyata jauh lebih tua, berbeda dari penampilannya di medsos.
Atau ternyata suaminya itu pengangguran, dan sebagainya.
Persyaratan lain berkaitan dengan calon suami dan istri
adalah bahwa keduanya bukan mahram, atau pihak yang haram
dinikahi. Termasuk di antara yang diharamkan adalah seorang
laki-laki menikahi adik atau kakaknya, ibunya, bibinya,
neneknya, keponakannya, dan juga saudari sesusuannya. Fikih
secara jelas memerinci siapa-siapa saja yang haram dinikahi
(mahram).
Berikut ini beberapa persyaratan berkaitan dengan calon
suami dan calon istri. Syarat-syarat untuk calon suami, meliputi:
beragama Islam, jelas keberadaannya sebagai laki-laki, orangnya
dikenal dan dipastikan jati dirinya, tidak ada halangan untuk
menikahi calon istrinya, rela atau tidak dipaksa untuk menikahi
calon istrinya, tidak sedang mempunyai empat orang istri, dan
calon istrinya tidak haram dimadu dengan istri-istrinya.
Sementara, syarat-syarat untuk calon istri meliputi : beragama
Islam atau Ahli Kitab, jelas keberadaannya sebagai perempuan,
bukan khuntsa (banci), orangnya dikenal dan dapat dipastikan jati
dirinya, halal dinikahi oleh calon suaminya, dan tidak berada
9