Page 11 - Fondasi Keluarga Sakinah.pdf
P. 11

Fondasi  Keluarga  Sakinah



                 Jika diperhatikan ayatnya dalam bahasa Arab, jelas banget di
            situ disebutkan, tujuan azwāj (jamak dari zawj) atau perkawinan
            (berpasangan)  adalah  agar  kamu  merasa  tenang  bersama
            pasangan itu (litaskunū). Nah, ada ungkapan yang sangat populer
            berkaitan  dengan  pernikahan,  yaitu  “SAMAWA”—sakinah
            mawadah dan rahmah. Ungkapan itu diambil dari ayat ini surah
            al-Rûm  ini.  Kata  “sakinah”  secara  harfiah  berarti  ketenangan.
            Akar  katanya  sakana,  yang  berarti  diam  dan  menetap.  Orang
            yang sākin itu berarti orang yang adem, tenang, cool. Dari akar
            kata tersebut muncul kata “maskan” yang berarti rumah. Dalam
            bahasa  Inggris kata itu sepadan dengan kata  home. Sedangkan
            kata bait berarti rumah dalam wujud fisik (house). Jadi, ayat itu
            bilang,  dua  orang  yang  telah  dibekali  oleh  Allah  dengan  rasa
            kasih  (mawadah,  mawaddah)  dan  sayang  (raḥmah)  menyatu,
            hidup  berpasangan,  dan  mendapatkan  ketenteraman  serta
            kenyamanan (sakinah, sakīnah).
                  Seperti  itulah  tujuan  pernikahan  menurut  Surah  al-Rūm
            :21. Ketenangan (al-sakînah) menjadi tujuan utama dan sasaran
            puncak  dari  pernikahan.  Pokoknya,  gimana  agar  seseorang
            mengalami  dan  merasakan  kehidupan  yang  lebih  tenang,  lebih
            nyaman,  dan  lebih  bahagia.  Dengan  demikian,  segala  hal  lain
            hanya perantara dan perangkat pendukung untuk meraih tujuan
            puncak,  yaitu  ketenangan.  Jika  satu  pasangan  dianugerahi
            keistimewaan  berupa  anak  keturunan,  mereka  harus  berupaya
            agar  keberadaan  anak-anak  membuat  keduanya  merasa  lebih
            nyaman,  tenang,  dan  bahagia.  Jika  tidak  dikaruniai  anak,
            bagaimana  pula  agar  tetap  merasa  nyaman,  tenang,  bahagia
            berbekal mawaddah dan rahmah. Jika untuk merasa tenang dan
            bahagia  itu  kedua  pasangan  mesti  bekerja,  ya  mereka  akan
            bekerja. Jika hanya salah satunya yang bekerja dan itu membuat
            mereka  merasa  tenang  dan  bahagia,  ya  why  not?!  Bahkan
            meskipun,  misalnya,  yang  bekerja  itu  perempuan,  sedangkan
            laki-lakinya  menanggungjawabi  urusan  domestik.  Jika  dengan
            begitu mereka merasakan kebahagiaan dan meraih al-sakînah, ya
            gak  apa-apa.  Seperti  itu  tujuan  pernikahan:  meraih  al-sakînah.
            Tujuan  dan  urusan  yang  lain  semata-mata  merupakan  waṣīlah
            atau perantara untuk mencapai sakinah.

            6
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16