Page 64 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 64

Hukum  Tanah Nasional (HTN) merupakan suatu perangkat
            peraturan-peraturan hukum tertulis, yang berlaku secara nasional
            sebagai hasil unifikasi hukum tanah, yang bersumber utama pada
            hukum adat mengenai tanah (konsepsi, azas-azas dan lembaga-
            lembaganya). Dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan hukum adat
            setempat dan masih berlaku mengenai hal-hal yang belum mendapat
            pengaturan dalam hukum yang tertulis (perundang-undangan) sebagai
            upaya untuk mencegah kevakuman (kekosongan) hukum atau (recht
            vacuum).
                Boedi Harsono  menegaskan bahwa kedudukan hukum adat
                               19
            setempat itu bukan berada  di  luar  atau  berhadapan dengan  HTN,
            melainkan  merupakan  bagian  daripadanya  yang tidak  tertulis.
            Mengingat Hukum Adat yang diterapkan dalam rangka memenuhi
            kebutuhan yang masih bersifat sederhana, maka Hukum  Tanah
            Nasional dilengkapi dengan lembaga-lembaga hak-hak atas tanah,
            yang semula hanya dua macam, yaitu Hak Milik dan Hak Pakai,
            menjadi  empat  macam,  yaitu  Hak  Milik  (HM),  Hak  Guna  Usaha
            (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pakai (HP) dalam
            rangka memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Di samping itu juga
            dilengkapi dengan lembaga Hak Tanggungan (HT) sebagai lembaga
            hak jaminan atas tanah untuk keperluan perkreditan modern, yang
            kemudian diikuti dengan lembaga Pendaftaran Tanah yang dirasakan
            keperluannya untuk kapastian hukum dalam masyarakat modern.

                Dalam upaya hendak mengangkat dan memperjuangkan hukum
            rakyat, yaitu hukum adat menjadi hukum nasional yang modern,
            semenjak jaman kolonial telah dirintis dan dilakukan oleh Soepomo
            (UI), Djodjodigoeno (UGM), dan Koenoe (Unair). Berdasarkan kajian
            beberapa tokoh tersebut di atas, ternyata hukum adat merupakan
            hukum yang memiliki keunggulan dalam hal keluwesan dan
            gayutannya dengan perasaan keadilan masyarakat lokal yang berbagai-

            19   Boedi Harsono, Tinjauan Hukum Pertanahan di Waktu Lampau, Sekarang Dan
                Masa Mendatang (Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pertanahan
                Dalam rangkat HUT UUPA Ke XXXII Tahun 1992, di Yogyakarta), 15 Oktober
                1992: 13.


                                          49
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69