Page 78 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 78

Hak Ulayat di beberapa Provinsi, seperti di Nangro Aceh Daru Salam,
            Sumatera Barat, Papua dan Beberapa  Kabupaten seperti Kabupaten
            Lebak, dan Nunukan Kalimantan  Timur, secara reel masih belum
            dapat dioperasionalkan dengan optimal; e) Penetapan Norma, Standar,
            Prosedur dan Kriteria (NSPK) untuk pelaksanaan kewenangan urusan
            pertanahan oleh Pemerintah Kab/Kota sebagaimana diperintahkan
            Pasal 10 ayat (1) PP Nomor 38 Tahun 2007 yang menjadi kewajiban
            dari Pemerintah (Kepala BPN) dan sampai saat ini belum diterbitkan.
            Meskipun Kepala BPN pernah menerbitkan Keputusan Ka. BPN
            Nomor  2  Tahun  2003  tentang  Norma  dan  Standar  Mekanisme
            Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah Di Bidang Pertanahan Yang
            Dilaksanakan Oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai tindaklanjut
            dari Keppres Nomor 34  Tahun 2003. f) Keterbatasan anggaran/
            dana  yang tersedia  dalam  APBD tiap-tiap Pemerintah Kabupaten/
            Kota untuk operasionalisasi pelaksanaan kewenangan daerah di
            bidang pertanahan. Kondisi-kondisi sebagaimana telah diuraikan
            di atas mengakibatkan penanganan dan penyelesaian masalah tanah
            adat/hak ulayat hukum adat menjadi terabaikan dan persoalan yang
            terkait dengan tanah ulayat semakin meningkat yang menghiasi dalam
            berbagai Media Cetak dan Elektonik. Penanganan dan penyelesaian
            hak ulayat masyarakat hokum adat bagaikan dipersimpangan jalan,
            karena kewenangan secara yuridis berdasarkan PP Nomor 38 Tahun
            2007 telah didesentralisasikan kepada Pemerintah Kabupaten/
            Kota, akan tetapi karena beberapa kendala teknis dan keterbatasan-
            keterbatasan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten/Kota, kewenangan
            tersebut belum dapat dilaksanakan, sehingga kewenangan tersebut
            menjadi tidak tertangani alias “terbengkelai” atau bahkan sama sekali
            tidak masuk dalam agenda kegiatan tupoksi Pemerintah Kab/Kota.














                                          63
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83