Page 76 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 76

semakin berkurangnya luas penguasaan lahan dan kawasan pertanian,
            terjadi pula proses pemiskinan agraria melalui penyisihan dan bahkan
            penghancuran berbagai sistem penguasaan dan pengelolaan sumberdaya
            alam yang terdapat pada komunitas-komunitas lokal. Kebijakan
            nasional dalam pengelolaan SDA yang sentralistis serta penerapan
            dari hak menguasai Negara (HMN) secara ketat dan sepihak tanpa
            mengindahkan sistem penguasaan bersama (communal property rights)
            atas sumber-sumber agraria dan kekayaan alam yang ada di dalamnya
            hanya diakui secara terbatas dan dengan persyaratan ketat, sehingga
            dalam kenyataannya sistem-sistem ini selalu dipinggirkan dengan
            alasan kepentingan nasional.

            Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam Penan-
            ganan dan Penyelesaian Masalah Hak Ulayat

                Dengan telah bergulirnya Era Reformasi, tuntutan Otonomi
            Daerah (Otda) di berbagai sektor akhirnya membuahkan perangkat
            peraturan perundang-undangan, yaitu UU Nomor 22 Tahun 1999
            tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian dilakukan revisi/
            perubahan dengan UU Nomor 32  Tahun 2004. Sejalan dengan
            tuntutan reformasi tersebut, pula akhirnya Pemerintah menerbitkan
            Keputusan Presiden Nomor 34  Tahun 2003 tentang Kebijakan
            Nasional Di Bidang Pertanahan. Dalam Pasal 2 angka 1 Kepres tersebut
            diamanatkan sebagian kewenangan Pemerintah di bidang pertanahan
            dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 2 angka 2, Kewenangan
            sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 1 tersebut meliputi 9
            (Sembilan) jenis kewenangan di bidang pertanahan.
                                                           34


            34   Sembilan kewenangan di bidang pertanahan yang dilaksanakan (bukan
                diserahkan) oleh Pemerintah Kabupaten/Kota tersebut meliputi: a. pemberian
                ijin lokasi; b. penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan
                pembangunan; c penyelesaian sengketa tanah garapan. d. penyelesaian masalah
                ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan; e. penyelesaian
                masalah subjek dan objek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah
                kelebihan maksimun dan tanah absentee; f. penetapan dan penyelesaian
                masalah tanah ulayat; g. pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong;
                h. pemberian ijin membuka tanah; i. perencanaan penggunaan tanah wilayah
                Kabupaten/Kota.


                                          61
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81