Page 110 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 110

pusat  kekuasaan  menjalankan  roda  pemerintahannya  dengan
           topangan kalangan birokrat dan tentara. Para birokrat dan tentara
           ini  mendapat  keuntungan  atas  kebijakan  yang  dikeluarkan
           oleh  Soeharto.  Di  masa  Orde  Baru,  bukan  hal  yang  aneh  bila
           para pejabat dan tentara sekaligus menjadi komisaris di BUMN
           termasuk didalamnya BUMN yang bergerak di sektor perkebunan.

               Posisi resmi otoritas mereka di kantor-kantor pemerintah me-
           rupakan sumber dari kekuasaan mereka, termasuk penggunaan
           (dan penyalahgunaan) kewenangan untuk memberikan berbagai
           konsesi atas tanah, hutan, dan pertambangan. Terutama kepada
           perusahaan-perusahaan, termasuk di dalamnya klien utama dari
           birokrat,  yakni  tentara  (Robison,  1997).  Oleh  karena  itu,  pada
           awal berdiri sampai dengan berakhirnya kekuasaan Orde Baru,
           terdapat banyak sekali perusahaan swasta yang dikelola ataupun
           dikerjasamakan dengan tentara.
               Rosser  (2002)  menyebutkan  sebagai  kelas  kapitalis  paling
           atas  di  negara  ini,  konglomerat  memiliki  hubungan  saling
           menguntungkan  dengan  para  birokrat.  Konglomerasi  ini  juga
           menikmati  akses  pada  kewenangan  dan  fasilitas  pemerintah
           untuk mendapat konsesi lahan untuk eksploitasi minyak dan gas,
           penambangan, penebangan hutan, mengembangkan perkebunan,
           membangun daerah-daerah industri, perumahan, serta fasilitas
           pariwisata, dan lain-lain.

               Selain  penggunaan  kekuasaan  ideologis,  pemerintahan
           orde baru juga menjalankan operasi represi. Dalam konteks ini,
           kekejaman  orde  baru  terhadap  warganya  sudah  di  luar  batas.
           TG,  seorang  petani  penggarap,  mengatakan  bahwa  perlakuan
           orde baru terhadap warga seperti peternakan. Masyarakat yang
           awalnya  menggarap  lahan  karena  peristiwa  G30S  kemudian



                                                  Atrikulasi Kepentingan Petani  93
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115