Page 113 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 113
Namun demikian, di akhir 1970-an, mulai muncul perlawanan
dari kaum intelektual. Beberapa di antara mereka terjun ke
basis petani, mengorganisasi dan membangun kesadaran petani
melalui pengetahuan yang mereka miliki. Hasil dari proses itu
adalah munculnya KPA yang menjadi salah satu motor penggerak
land reform di masa-masa akhir era orde baru yang kemudian
berlanjut di era reformasi.
Kondisi berbeda terjadi di era reformasi. Di era reformasi,
kran liberalisasi politik dan babak demokratisasi menjadi
fase pencerahan. Tajuk perubahan misi reformasi memberi
pengalaman awal bagaimana mengeksperimentasi kebebasan
beroganisasi dan berpolitik secara luas (Sujito, 2012: 155). Di era
reformasi ini, ada keterbukaan politik yang kemudian membuat
para petani berani secara terbuka memperjuangkan hak atas
tanahnya. Di era ini, reforma agraria kembali menjadi wacana dan
praktik yang tidak lagi tabu.
Perjuangan secara terbuka ini tidak dapat dilakukan
pada zaman orde baru. Perjuangan secara terbuka dianggap
oleh pemerintah orde baru sebagai bentuk pembangkangan.
Dampak yang buruk dapat terjadi kepada orang yang dianggap
membangkang. Beberapa di antaranya ditangkap. Mereka tidak
hanya dipenjara, tetapi juga bisa tidak kembali lagi kepada
keluarganya dan hingga sekarang tidak dapat ditemukan di
mana jasadnya. TRM yang berstatus sebagai petani penggarap
menuturkan pengalamannya sebagai berikut:
“Dulu (sebelum reformasi, pen.), saya sebetulnya juga sudah berjuang.
Cuma waktu itu tidak seperti jaman sekarang, ini sudah reformasi. Dulu,
barang siapa ungkit-ungkit tanah ini akan diciduk, waktu jaman-jaman
96 Kebijakan Reforma Agraria di Era Susilo Bambang Yudhoyono