Page 114 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 114

presidennya Soeharto. Orde baru itu. Pokoknya galaknya luar biasa orde
               baru itu, pokoknya galaknya luar biasa.” (Wawancara, 21/11/2018).

               Tumbangnya  rezim  orde  baru  memberikan  kesempatan
           politik  bagi  berkembangnya  gagasan  land reform.  Perubahan
           ini terlihat dari semakin maraknya tuntutan  masyarakat untuk
           mendapatkan kembali hak atas tanahnya. Di sisi lain, pemerintah
           juga merespons tuntutan tersebut dengan melahirkan kebijakan
           dan program yang terkait dengan reforma agraria.

               Hal tersebut sebagaimana tercatat dalam buku Bersaksi untuk
           Pembaruan Agraria yang ditulis Fauzi (2012). Fauzi menjelaskan
           bahwa  reformasi  sebagai  suatu  transisi  politik  membuka
           kesempatan politik untuk mengubah proses kebijakan pertanahan
           nasional.  Terbuktinya  dengan  keberhasilan  para  intelektual
           dan  aktivis  yang  mampu  mendorong  lahirnya  kebijakan  Tap
           MPR  RI  No.  IX/MPR-RI/2001  tentang  Pembaruan  Agraria  dan
           Pengelolaan Sumber Daya Alam. Keberhasilan tersebut menjadi
           tonggak  sejarah  yang  berpengaruh pada  kebijakan  land reform
           berikutnya.
               Keterbukaan  dalam  era  reformasi  juga  menjadi  jalan  bagi
           terbukanya perbincangan dan perdebatan seputar reforma agraria.
           Gunawan Wiradi, seorang pakar agraria dari Institut Pertanian
           Bogor  (IPB)  yang  juga  merupakan  pendiri  KPA,  mengenalkan
           gagasan Powelson dan Stock mengenai “land reform by leverage”
           yang berbeda dengan “landreform by grace” kepada KPA. Ide ini
           dia  lontarkan  setelah  mempelajari  bahwa  sebagian  besar  elite
           politik di negara-negara pascakolonial yang menerapkan reforma
           agraria di negaranya pada akhirnya mengkhianati petani karena
           kepentingan politik mereka (Wiradi, 1997, 2001).





                                                  Atrikulasi Kepentingan Petani  97
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119