Page 56 - SKI kls 8
P. 56

Namun  pendapat  umum  mengatakan  Miskawaih  lahir  pada  tahun  330  H/942  M,  dan
                   meninggal dunia pada tanggal 9 Ṣafar 421H/16 Februari 1030 M.


                   Tidak  banyak  informasi  yang  menjelaskan  riwayat  pendidikannya.  Menurut  sejarawan
                   Ahmad  Amin,  pendidikan  anak-anak  pada  zaman  Abbasiyah  pada  umumnya  dimulai
                   dengan  belajar  membaca,  menulis,  mempelajari Al-Quran  dan  dasar-dasar  bahasa Arab
                   (Nahwu)  serta  membuat  syair.  Dilanjutkan  dengan  mempelajari  ilmu  fikih,  sejarah,

                   matematika, dan ilmu-ilmu praktis seperti ilmu musik, catur, dan militer. Ibnu Miskawaih
                   sendiri belajar sejarah dari Abu Bakar Ahmad bin Kamil al-Qadi, belajar filsafat dari Ibnu

                   al-Akhmar, dan belajar kimia dari Abu Ṭayyib. Ia juga berkawan dengan para ilmuwan lain,
                   diantaranya Ibnu Sina.

                   Ibnu Miskawaih dikenal sebagai sejarawan besar, kemasyhurannya melebihi pendahulunya,

                   yaitu Aṭ-Ṭabari. Ia adalah seorang dokter, penyair, ahli bahasa, dan filosof Muslim yang
                   mampu memadukan metode pemikiran Yunani dan Islam. Di samping itu, ia juga ahli dalam

                   filsafat Romawi, India, Arab, dan Persia. Miskawaih memiliki perhatian besar terutama

                   pada filsafat etika Islam. Hal ini terlihat dari berbagai buku atau karyanya, diantaranya:  1)

                   Risalah fi al-Lazzat wa al-Alam; 2) Risālah fī aṭ-Ṭabi’at; 3) Risālah fī Jauhar an-Nafs; 4)
                   Maqālat an-Nafs wa al-’Aql; 5) Fī Iṡbāt aṣ-Ṣuwār al-Ruḥāniyat allatī lā Yabula Lama, min
                   Kitāb al-’Aql wa al-Ma’qūl; 6) Ta’rīf li Miskawaih Yumayyizu bihi bain ad-Dahr wa az-
                   Zamān; 7) Taḥzīb al-Akhlāq wa Taṭṭhir al-A’raq dan; 8) Risālah fī Jawāb fī Su’al li ‘Ali ibn
                   Miskawaih Ilā Abī Ḥayyān aṣ-Ṣauli fī Haqīqat al-’Adl.


                   Oleh sebab itu, Ibnu Miskawaih menjadi ilmuwan Muslim pertama di bidang fi lsafat akhlak.



               7.  Abu Musa Jabir bin Hayyan (750-803M)

                   Orang Barat mengenalnya dengan  sebutan ‘Geber’. Abu Musa
                   Jabir bin Hayyan lahir di Kufah pada tahun 750 M. Sumbangan
                   terbesar Jabir bin Hayyan dalam dunia ilmu pengetahuan adalah di
                   bidang kimia. Keahlian itu didapatnya dari seorang guru bernama
                   Barmaki Vizier, tepatnya pada era pemerintahan Harun ar-Rasyid
                   di Baghdad. Ia mengembangkan teknik percobaan secara terencana
                   dan  beraturan  di  dalam  penelitian  kimia,  sehingga  setiap
                   eksperimen dapat direproduksi kembali.


                   Jabir  menekankan  bahwa  jumlah  zat  itu  berhubungan  dengan
                   reaksi  kimia  yang  terjadi.  Penemuan  Jabir  itu  dapat  dipandang   Jabir Ibnu Hayyan,
                   telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.                 Bapak Kimia Modern
                                                                                        Sumber: www.chem-is-try.org





               40     Buku Siswa Kelas VIII MTs
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61