Page 101 - qowaid
P. 101
QAWA’ID FIQHIYYAH
Kaidah cabang ini merupakan kebalikan dari kaidah di
atas. Jika suatu keadaan itu terlalu luas atau longgar, maka
hukumnya menjadi sempit dan terbatas.
Contoh penerapan dari kaidah tersebut antara lain:
1) Wanita yang sedang menstruasi dilarang shalat dan
puasa. Larangan tersebut menjadi hilang bila
menstruiasinya berhenti. Kewajiban melaksanakan
shalat fardhu dan puasa ramadhan kembali lagi dan
boleh melaksanakan shalat fardhu dan puasa
ramadhan.
2) Pada saat melaksanakan shalat, kita tidak boleh
melakukan banyak gerakan dan berulang-ulang jika
tidak ada kepentingan yang mendesak. Namun jika
sebaliknya maka diperbolehkan. Dalam kasus ini ketika
seseorang dalam keadaan longgar, maka hukumnya
menjadi sempit yaitu tidak diperbolehkan melakukan
banyak gerakan dan berulang-ulang saat shalat.
b. Kaidah
ْ
َ
َّ
ْلَدَبلا ىلِا ُ راصُي ُلْصلأا رذعَت اَذِا
َ َ
َ
َ
“Apabila yang asli sukar dikerjakan maka berpindah
kepada penggantinya”
Maksud dari kaidah ini yakni adanya suatu perkara
yang harus dilakukan, namun apabila perkara tersebut
tidak mungkin dilakukan atau menemui jalan buntu dalam
perealisasiannya, maka bisa menggunakan atau berpindah
ke perkara lain sebagai pengganti, sebab menjadikan
perkara lain sebagai pengganti hanya diperbolehkan ketika
yang asli sukar dikerjakan.
Contoh penerapan dari kaidah tersebut antara lain:
1) Pada musim kemarau panjang dan tidak ditemukan air
maka seseorang diperbolehkan tayamum sebagai
pengganti wudhu.
2) Seseorang yang menggashab harta orang lain, wajib
mengembalikan harta aslinya. Apabila harta tersebut
telah rusak atau hilang sehingga tidak mungkin
dikembalikan kepada pemiliknya, maka ia wajib
menggantinya dengan harganya. Demikian juga halnya
90