Page 59 - qowaid
P. 59
QAWA’ID FIQHIYYAH
Melihat fungsi niat di atas sebagai pembeda antara
adat dengan ibadah, serta pembeda antara satu ibadah
dengan ibadah lainnya baik yang wajib maupun sunnah,
maka akan terjadi konsekuensi sebagai berikut:
Konsekuensi Pertama, tidak disyaratkan niat pada
ibadah yang tidak menyerupai adat, seperti iman kepada
Allah SWT, membaca al-qur’an, dan dzikir, karena bentuk
perbuatannya tidak mempunyai kesamaan dengan
perbuatan atau aktifitas lainnya. Namun demikian, bila
seseorang bernadzar membaca al-qur’an, maka ia wajib
niat yang bertujuan membedakan bacaan al-qur’an yang
fardhu (karena nadzar) dan selainnya.
57
Sebagaimana dalam ibadah yang tidak menyerupai
adat tidak disyaratkan niat, segala sesuatu yang berkaitan
dengan meninggalkan sesuatu juga tidak disyaratkan niat.
Seperti meninggalkan zina, meninggalkan minum
minuman keras, dan semisalnya. Karena kedua perbuatan
tersebut dilarang oleh syariat. Dengan tidak melakukan
atau meninggalnya itu berarti tujuan dari syariat sudah
tercapai. Dalam hal ini niat tidak dibutuhkan, dan cukup
58
meninggalkan perbuatan yang dilarang. Demikian terkait
dosa dari maksiat. Namun terkait pahala meninggalkan
maksiat, menurut pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya maka harus
disertai dengan niat meninggalkannya semata-mata karena
ada larangan dari syariat. Sebab, bagaimanapun tidak akan
sama antara orang yang meninggalkan minum minuman
keras karena tidak suka atau tidak menemukan yang
diminum dengan orang yang ingin meminumnya namun
mengurungkannya semata-mata karena takut kepada Allah
SWT.
59
Dalam hal menghilangkan najis, ulama berbeda
pandangan tentang apakah wajib niat atau tidak. Latar
belakang dari perbedaan tersebut apakah menghilangkan
najis termasuk melakukan tindakan (al-fi’lu) atau
meninggalkannya (al-tarku). Bagi ulama yang menilai
bahwa hal tersebut adalah tindakan (al-fi’lu), maka
57 As-Suyuthi, I/ hlm. 40-41.
58 Ibid.
59 Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani, al-Fawaid al Janiyah, Jilid I, (Beirut: Dar al-
Basyair al-Islamiyah, 1996), hlm. 137.
48