Page 62 - qowaid
P. 62

QAWA’ID FIQHIYYAH



                          yang melakukannya dengan syarat dan rukun yang kurang
                          sempurna.
                                 Bila ucapan niat berbeda dengan yang ada di dalam
                          hati, maka yang dianggap adalah niat atau tujuan yang ada
                          di  hati.  Karena  niat  yang  ada  di  hati  adalah  maksud
                          sebenarnya yang diniati oleh pelakunya. Semisal dalam hati
                          orang niat shalat dhuhur, sementara lisannya melafalkan
                          niat shalat ashar, maka yang dianggap adalah niat yang ada
                          di  hatinya.  Contoh  lain,  orang  yang  tanpa  sengaja
                          mengucapkan  sumpah  serapah,maka  sumpahnya  tidak
                          dianggap sah.
                                        63
                       e.  Waktu Niat
                                 Waktu  niat  adalah  permulaan  ibadah.  Semisal
                          wudhu,  waktu  niatnya  adalah  ketika  membasuh  wajah,
                          baik  bagian  atau  bawah,  yang  prinsipnya  adalah
                          menempatkan niat pada awal dari permulaan ibadah, dan
                          dalam  wudhu  wajah  adalah  bagian  pertama  yang
                          difardhukan.  Maka  niat  yang  dilakukan  sebelum  atau
                          sesudah membasuh wajah tidak cukup.
                                 Begitu juga selain ibadah, niat juga harus dilakukan
                          di awal memulai aktifitas. Sebagaimana ketika seseorang
                          menjatuhkan talak, dengan lafal kinayah.  Sementara para
                                                                    64
                          ulama berbeda pendapat apakah niat tersebut harus wujud
                          mulai diawal pengucapan dan sampai akhir.
                                 Dalam  Asl  ar-Raudhah,  niat  cukup  berada  pada
                          (bersamaan dengan pengucapan) sebagian lafal, baik awal
                          penguncapan,  akhir  ataupun  tengahnya.  Sementara
                          menurut Ibn ar-Rif’ah, penjelasan Imam Syafi’i dalam kitab
                          al-Umm  mensyaratkan  niat  harus  berada  di  awal
                          pengucapan, dan tidak cukup setelahnya.
                                 Ketetapan  niat  berada  di  awal  ibadah  yang
                          dikecualikan adalah  niat puasa wajib,  yang niatnya  tidak
                          harus berada di awal ibadah. Bahkan puasa wajib tiak sah
                          apabila niat bersamaan dengan permulaan ibadah, karena
                          ada kewajiban melakukan niat di malam hari. Beda halnya


                   63  Al-Jarhazi, al-Mawahib, I/ hlm. 162-163, dan al-fadani, al-Fawaid, I/ hlm. 162-
                   163.
                   64  Kinayah talak adalah lafal yang mungkin diartikan talak dan lainnya. Sebagaimana
                   suami yang mengatakan pada istrinya:  “Kamu terbebas dariku”. Hukum jatuhnya
                   talak dari ucapan itu tergantung niat suami. Apabila ia bermaksud mentalak istrinya,
                   maka talaknya jatuh, apabila tidak, maka talak tidak terjadi.
                                                   51
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67