Page 64 - qowaid
P. 64

QAWA’ID FIQHIYYAH



                          Sedangkan  perkara  lain  yang  tidak  berbeda  baik  unsur
                          maupun  materinya  menurut  kebiasaan,  maka  cukup
                          niatnya yang membedakan dari adat kebiasaan.
                                 Setiap  ibadah  memiliki  kemiripan  dengan  ibadah
                          lainnya  dari  segi  jenis  atau  spesiesnya.  Seperti  shalat
                          dhuhur  mempunyai  kemiripan  spesies  dengan  shalat
                          fardhu lima lainnya. Kemiripan dari segi jenis seperti shalat
                          rawatib  dan  shalat  sunnah  lainnya.  Maka  dalam  niat
                          pelaksanaannya harus dibedakan, baik antar jenis maupun
                          spesiesnya.  Dengan  memperhatikan  nama  shalat  dapat
                          membedakan  antarspesies  di  dalamnya,  dan  dengan
                          memperhatikan  kategori  fardhu  dapat  membedakan
                          dengan kategori sunnah.
                                 Maksud  adanya  niat  adalah  spesifikasi  ibadah
                          tertentu  dari  bentuk  ibadah  lainnya  sebagaimana
                          penjelasan  di  atas  sehingga  tercapai  tujuan  penetapan
                          kewajiban  niat  dalam  pelaksanaan  aktivitas  syar’i.  Inilah
                          maksud dari ungkapan para ahli hukum Islam “orang yang
                          berniat, wajib maklum (ibadahnya).”
                                 Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan
                          bahwa  niat  adalah  maksud  yang  mengiringi  ibadah  dan
                          aktivitas  syar’iyyah  lainnya.  Namun,  syarat  di  dalam  niat
                          dengan  maksud  ibadah  semata  apabila  ibadah  tersebut
                          tidak  memiliki  kemiripan  dengan  ibadah  lainnya.  Pada
                          kondisi demikian maka spesifikasi tindakan adalah hanya
                          dengan  membedakannya  dari  tindakan  adat  kebiasaan
                          sehingga  niat  dengan  maksud  ibadah  hakikatnya  sudah
                          tercukupi.  Namun,  apabila  ibadah  tersebut  mempunyai
                          kemiripan  dengan  ibadah  lainnya  maka  ditambah  syarat
                          identifikasi  (ta’yin)  seperti  shalat,  sebab  kewajibannya
                          mengandung  beberapa  spesies.  Demikian  pula  ditambah
                          syarat  kefardhuannya  sebagai  spesifikasi  dari  ibadah
                          sunnah.
                                 Pada saat telah ditetapkan maksud dengan adanya
                          karakteristik  khusus  di  dalam  suatu  ibadah  tidak
                          disyaratkan di balik keadaan tersebut syarat lainnya. Puasa
                          ramadhan apabila dilakukan pada waktunya sudah cukup
                          di  dalam  niatnya  dengan  pernyataan  puasa  besok  hari
                          sebab  telah  menetapkan  substansi  puasa  tersebut  dan
                          tidak  dibutuhkan  spesifikasi  lainnya.  Namun,  jika
                          dilaksanakan  di  luar  bulan  ramadhan  maka  disyaratkan


                                                   53
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69