Page 67 - qowaid
P. 67

QAWA’ID FIQHIYYAH



                          1) Apabila  terdapat  dua  orang  yang  sedang  melakukan
                             akad dengan lafadz memberi barang, namun syaratnya
                             melakukan  pembayaran  terlebih  dahulu  terhadap
                             barang yang akan diserahkan itu. Meskipun dia berkata
                             memberi barang, namun harus membayar, maka akad
                             tersebut dianggap sebagai akad jual beli dengan segala
                             akibatnya. Hal itu karena akad yang terakhir (jual beli)
                             yang dianggap atau dimaksudkan oleh mereka berdua,
                             bukan akad pemberian cuma-cuma (free) sebagaimana
                             yang dikehendaki oleh lafadz.
                          2) Donor darah. Orang yang mendonorkan darahnya untuk
                             pasien yang membutuhkan dengan mendapatkan upah
                             atau  honor  dari  hasil  donor  yang  dilakukan.  Hal  ini
                             bukan  dianggap  sebagaimana  donor  untuk  aktivitas
                             bakti sosial pada umumnya melainkan sebagai akad jual
                             beli.
                          3) Apabila  ada  orang  yang  akan  membeli  barang  kepada
                             pedagang, tetapi ia lupa membawa uang. Dalam kasus ini
                             orang  tersebut  mengatakan  kepada  pedagang,  “saya
                             akan membeli barangmu, tetapi karena lupa membawa
                             uang  untuk  sementara  waktu  barang  ini  saya  titipkan
                             dulu.” Saya akan datang kesini lagi setelah mengambil
                             uang  untuk  membayarnya  dan  mengambil  barang
                             titipan  saya.  Meskipun  orang  tersebut  mengatakan
                             bahwa menitipkan barangnya terlebih dahulu sebelum
                             dibayar  itu  pada  hakikatnya  bukan  akad  titipan
                             melainkan akad jaminan.
                       b. Kaidah

                                                                                   َ
                                                                     ِةَيﱢنل اب ِ   َّلَِإ   َ باوث َ لَ
                                                                                   َ
                          “Tidaklah ada pahala kecuali dengan niat”

                                 Kaidah     ini   memberikan       pedoman      untuk
                          membedakan perbuatan yang bernilai ibadah dengan yang
                          bukan  bernilai  ibadah,  baik  itu  ibadah  yang  mahdhah
                          maupun  ibadah  yang  ‘ammah.  Bahkan  An-Nawawi
                          mengatakan  bahwa  hanya  dengan  menggunakan  niat
                          antara ibadah dengan adat seseorang itu dapat dibedakan.
                          Sesuatu  perbuatan  adat,  tetapi  kemudian  diniatkan
                          mengikuti  tuntutan  Allah  dan  Rasul-Nya  maka  ia  akan



                                                   56
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72