Page 49 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 49
bali dari Pulau Bali. Keduanya bukan hanya indah dipandang, tetapi juga memiliki peran
penting dalam ekosistem serta nilai budaya yang tinggi bagi masyarakat lokal.
Burung Cendrawasih (Papua)
Burung cendrawasih sering disebut sebagai “burung surga” karena bulunya
yang sangat indah, berwarna cerah dengan ekor panjang yang menjuntai anggun.
Spesies ini hanya dapat ditemukan di Papua dan beberapa pulau kecil sekitarnya,
menjadikannya salah satu burung endemik yang sangat berharga. Para peneliti
mencatat bahwa ada lebih dari 30 spesies cendrawasih dengan variasi bentuk,
ukuran, dan warna yang berbeda.
Tidak hanya keindahannya, burung cendrawasih juga memiliki perilaku kawin
yang unik. Pada musim kawin, burung jantan akan melakukan “tarian cinta” dengan
mengembangkan bulu-bulunya yang indah sambil bergerak lincah untuk menarik
perhatian betina. Fenomena ini sering menjadi daya tarik bagi para peneliti dan
fotografer satwa liar dari seluruh dunia.
Dalam ekosistem hutan Papua, burung
cendrawasih berperan penting sebagai penyebar
biji dan penyerbuk. Dengan memakan buah-
buahan kecil, biji yang tidak tercerna akan
tersebar ke berbagai tempat melalui kotorannya.
Dengan cara ini, burung cendrawasih membantu
regenerasi hutan, menjaga keseimbangan Gambar (k) Cendrawasih Papua
ekosistem, dan mendukung keanekaragaman tumbuhan di Papua.
Sayangnya, burung cendrawasih menghadapi banyak ancaman. Perburuan liar
untuk perdagangan bulu indahnya, serta kerusakan hutan akibat penebangan dan
alih fungsi lahan, membuat populasinya semakin terancam. Jika hutan Papua terus
berkurang, bukan tidak mungkin burung surga ini hanya akan tinggal cerita.
Jalak Bali (Bali)
Berbeda dengan cendrawasih, jalak bali adalah burung berukuran sedang
dengan bulu putih bersih dan garis biru mencolok di sekitar matanya. Burung ini
menjadi identitas fauna Pulau Bali, bahkan sering dianggap simbol keindahan dan
kemurnian pulau tersebut.
Namun, nasib jalak bali jauh lebih memprihatinkan. Populasinya sangat kecil
dan sempat berada di ambang kepunahan. Hal ini disebabkan oleh perdagangan
satwa liar, di mana jalak bali dijual secara ilegal karena keindahannya dan dianggap
41

