Page 60 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 60

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


            secara umum ekonomi umat Islam berkembang baik sehingga mereka
            memiliki daya beli yang cukup kuat.
                 Tidak mengherankan kalau kemudian toko buku berkembang cukup
            pesat. Dilaporkan bahwa pada penghujung abad ke-3/9 kota Bagdad saja
            memiliki 100 toko buku.  Toko buku sangat erat kaitannya dengan pendidikan,
                                 33
            karena membantu peyebaran ilmu pengetahuan ke tengah masyarakat.
            Sebagaimana dimaklumi ketersediaan buku sebagai sumber belajar adalah
            sangat menentukan dalam keberhasilan sebuah proses pendidikan.



            D. Isi pendidikan

                 Secara umum, isi pendidikan Islam pada periode puncak ini mengalami
            perkembangan yang sangat pesat jika dibandingkan dengan pada zaman
            sebelumnya. Ilmu-ilmu dasar (tulis baca, aritmatika, dasar-dasar Alquran
            dan sastra/bahasa) diajarkan di lembaga kuttab, seperti sebelumnya.
            Pendidikan agama yang lebih tinggi diajarkan terutama di masjid, madrasah
            dan juga rumah para ulama dalam halaqah-halaqah. Di Dar Alquran dan
            Dar al-Hadis diajarkan rumpun Ulum Alquran dan Ulum al-Hadis. Namun
            ini tidak berarti bahwa kedua rumpun ilmu tersebut tidak diajarkan di masjid
            dan madrasah. Dalam kenyataannya batas muatan antara lembaga pendidikan
            masjid, madrasah, Dar Alquran dan Dar al-Hadis tidaklah begitu tegas.
            Pengkajian ilmu-ilmu agama dengan warna sufi yang sangat kental biasanya
            berlangsung di ribath, khanqah dan zawiyah. Akan tetapi, di lembaga-
            lembaga berwarna sufistik ini pun, isi pendidikan tetap saja tumpang tindih
            dengan beberapa lembaga pendidikan lainnya seperti madrasah dan
            masjid. Dalam pada itu pendidikan filsafat, sains dan teknologi berlangsung
            di lembaga-lembaga semacam Dar al-Hikmah, observatorium, rumah
            sakit, dan istana para penguasa muslim.

                 Kegiatan penerjemahan karya-karya ilmiah kuna ke dalam bahasa
            Arab memengaruhi secara siginifikan muatan aktivitas pendidikan umat
            Islam. Semula, isi pendidikan Islam terbatas pada ilmu-ilmu yang berkembang
            dari Alquran dan Al-Hadis serta pengalaman umat Islam sendiri. Dalam



                 33  Olga Pinto, “The Libraries of the Arabs During the Time of the Abbasids,”
            dalam Islamic Culture, vol. III (1929), h. 213-214.

                                             50
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65