Page 40 - WP 1 2022
P. 40

yang optimal terkadang membutuhkan defisit     Jika pemerintah menempuh
            atau surplus anggaran. Yang pertama adalah     kebijakan defisit, maka
            untuk stabilisasi yang dapat membantu          pengeluaran negara lebih besar
            menstabilkan perekonomian ketika mengalami     dari penerimaannya. Untuk
            resesi, pajak secara otomatis turun, dan       menutupi pengeluaran yang lebih
            transfer secara otomatis naik. Kedua, untuk    besar, pembiayaannya dapat
            pemerataan pajak yang dapat digunakan untuk    dilakukan melalui empat sumber,
            mengurangi distorsi insentif yang disebabkan   antara lain mengambil cadangan
            oleh sistem pajak di mana tarif pajak yang tinggi   mata uang asing, melalui pinjaman
            membebani masyarakat dengan menghambat         domestik dengan cara menjual
            kegiatan ekonomi. Ketiga, untuk redistribusi   surat berharga kepada masyarakat,
            antar-generasi melalui pengalihan beban pajak   pinjaman luar negeri, pencetakan
            dari generasi sekarang ke generasi mendatang.   uang, atau perpaduan antara
            Sebagai contoh, beberapa ekonom berpendapat  ketiga sumber tersebut (Fischer
            bahwa jika generasi saat ini berperang untuk   dan Easterly, 1990). Hal ini menarik
            mempertahankan kebebasan, maka generasi        untuk dibahas, apakah memang
            masa depan juga akan mendapat manfaat dan      defisit anggaran berakibat buruk
            harus menanggung sebagian beban. Untuk         karena akan meningkatkan utang
            meneruskan sebagian biaya perang, generasi     negara? Atau sebaiknya anggaran
            saat ini dapat membiayai perang dengan defisit   pemerintah harus seimbang atau
            anggaran. Pemerintah nantinya dapat menarik    bahkan surplus?
            kembali utangnya dengan mengenakan pajak
            pada generasi berikutnya.                      Analisis dan Pembahasan
                                                           Menurut data Kementerian
            Keseimbangan keseluruhan (Overall Balance) dari   Keuangan, sejak tahun 2015 defisit
            APBN bisa berupa selisih positif (surplus), negatif   terhadap PDB menunjukan tren
            (deficit), atau berimbang (balance). Jika selisih   penurunan. Pada tahun 2015
            antara Pendapatan Negara (dan Hibah) dengan    defisit terhadap PDB berada di
            Belanja Negara adalah positif atau Pendapatan   angka -2,59%, namun pada tahun
            Negara lebih besar dari Belanja Negara, maka   2016 turun menjadi -2,49%. Pada
            kondisi tersebut disebut sebagai Anggaran      tahun 2017, defisit anggaran
            Surplus (surplus budget). Jika selisih antara   kembali turun menjadi -2,51%
            Pendapatan Negara (dan Hibah) dengan Belanja
            Negara adalah negatif atau Pendapatan Negara
            lebih kecil dari Belanja Negara, maka kondisi   2015  2016  2017  2018  2019  2020  2021
            tersebut disebut sebagai Anggaran Defisit (deficit             11,5
            budget). Jika selisih antara Pendapatan Negara   142,5  125,6  124,4  73,1
            (dan Hibah) dengan Belanja Negara adalah Nol                    142,5
            (Nihil) atau Pendapatan Negara sama dengan        298,5  308,3  341,0  348,7
            Belanja Negara, maka kondisi tersebut disebut                 1,82
            sebagai Anggaran Berimbang (balance budget).    2,59  2,49  2,51   2,20      633,1
                                                                                    700,4
                                                                                      1.039,2  1.006,4
                  Gambar 1. Primary Balance and Budget Deficit 2015-2021  Keseimbangan Primer (Rp Triliun)
                                    Sumber: Kementerian Keuangan  Defisit Anggaran (Rp Triliun)
                                                              Defisit terhadap PDB (%)  6,34  5,70

            38    Warta Pengawasan
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45