Page 453 - THAGA 2024
P. 453
Segera aku menghampiri meja persegi dari rotan dekat
pembatas dinding. Tanpa bersalam-salaman, Kojin seorang
lelaki paruh baya berwajah brewok dan berambut ikal, langsung
mempersilakan aku untuk duduk. Dia orang kepercayaaanku
yang menjadi tangan kanan menjalankan gurita bisnisku di sini.
Posisiku kini membelakangi view Gunung Penanggungan yang
tinggi menjulang, dan Kojin berdiri di sampingku.
Uaran asap rokok mengepul pekat dari meja ini. Empat
cangkir kopi hitam, empat gelas bir Bintang, sepiring besar
pizza meet lover, rokok Marlboro bolong, korek Zippo, asbak
dan gawai berbagai merek turut menghiasi permukaan meja.
Aku menatap pemuda bertopi hitam dengan kaos hitam
yang duduk di depanku. “Aku bisa nyisihin sepuluh, Mas Gal,”
ujar Hendrik yang menjalankan bisnis sabung ayam di kawasan
sini. Kojin segera mengambil totebag Indomaret warna biru
untuk menghimpun uang cash sebanyak 10 juta dari Hendrik.
Mataku beralih ke lelaki di kananku dengan kacamata
frame hitam tebal. “Aku dua puluh, Mas Gal,” ucapnya sembari
menyerahkan segepok uang cash sebesar 20 juta kepada Kojin.
Lelaki berjuluk Papi Galih bertugas mengelola bisnis prostitusi
di sini.
Selanjutnya giliran lelaki di sebelah kiriku yang angkat
bicara. “Aku lima belas Mas Gal,” ujar lelaki bernama Arrow yang
menjalankan bisnis produksi video biru untuk dijual di forum-
forum dewasa seperti semprot.com, X maupun Telegram. “Aku
bisa nambahin lagi abis project film Kebaya Merahku release.
Baru dapet order kemaren.”
Kojin segera menghimpun semua uang cash ke totebag, lalu
menyerahkan kepadaku. Semua transaksi gelapku, aturannya
harus berbentuk cash. Akan sangat berbahaya jika ditransfer,
sebab akan meninggalkan jejak.
THAGA 445
GALGARA