Page 457 - THAGA 2024
P. 457
penunggu makam menghampiri dan memakan daganganku.
Tak lupa di tangan kiriku sudah kugenggam uang 100 ribuan.
Nantinya si makhluk gaib harus membayar dengan pecahan
uang sebesar itu.
Tanda-tanda kehadiran sosok dari dunia lain mulai
kurasakan. Bau anyir mulai tercium. Angin mendadak berembus
kencang, suhu dingin tambah menusuk tubuhku yang tak
dihalangi sehelai benang pun.
Jika tanda sudah muncul seperti ini, aku segera berkata
berapa harga sate yang dijual, nantinya harga tersebut yang
akan aku dapatkan dari ritual pesugihan sate gagak. Aku pun
tak lupa memberi harga rasional layaknya berjualan dengan
manusia.
“Sate gagak. Sate gagak. Harganya 100 juta rupiah saja.
Silahkan dibeli,” teriakku dengan terbata-bata karena di ujung
seberang tempatku berdiri sudah ada makhluk berukuran 10
kali lebih besar dari tubuhku, dengan bulu lebat yang menutupi
sekujur tubuhnya. Aku yakin itu jenis genderuwo.
Bulu kudukku meremang, kakiku mulai bergetar, tanganku
mulai lemas saat mengipas sate yang kujual, keringat dingin
turun dari atas kepalaku.
Sosok tinggi besar itu menghampiriku, hembusan napasnya
tak bisa kujelaskan dengan kata-kata, karena lebih tercium
seperti tumpukan bangkai di tempat sampah. Satu demi satu
sate gagak buatanku dimakan makhluk itu.
Setelah selesai, peristiwa yang tak bisa kubayangkan
terjadi, karena di dalam ranselku sudah ada tumpukan uang
ratusan ribu memenuhi bagian dalam, aku tak menghitung
berapa jumlahnya tapi yang pasti uang tersebut sudah lebih
dari cukup.
THAGA 449
GALGARA