Page 493 - THAGA 2024
P. 493
“Kamu sudah sarapan? Masih belum jam sembilan, aku
anter sarapan, ya? Sekalian kamu gerak, jalan itu bagus agar
kamu kuat nanti saat persalinan. Tolong korset itu jangan dipakai
lagi. Aku mandi dulu, abis itu kita turun sarapan,” titahku.
Ester kembali mengangguk dengan air mata yang masih
meleleh. “Gal,” panggilnya. Matanya memancang lekat pada
mataku. Tumbukan mata kami seperti membawa pesan
kerinduan yang dalam. “Maafin aku, ya, Gal.” Tubuhnya
menghambur menyuruk ketubuhku. Tangannya memelukku
erat. “Aku butuh pelukanmu sekarang, Gal. Aku butuh ngerasain
pelukan yang melindungi. Cuman kamu sama ayahku yang
punya pelukan itu.” Wajahnya yang menyuruk di dadaku
membuat pakaianku menghangat basah.
Aku merengkuh tubuh itu. Tubuh yang dulu pernah aku
semogakan. Hatiku tentu masih goyah kala kesempatan
itu datang. Cukup lama aku memeluknya. Kurasakan lagi
kenyamanan itu kembali. Saat ini posisi tawarku cukup tinggi
di hadapannya.
“Udah kamu tenang. Kamu tau, kan, aku pernah janji gak
bakal ninggalin kamu apa pun yang terjadi? Dan sampai saat ini
kamu lihat sendiri aku masih sama kamu.”
Dia menengadahkan wajahnya. Air mata masih meleleh.
“Terimakasih, ya, Gal. Aku minta maaf sudah ninggalin kamu.”
Wajahnya kembali disurukkan ke dadaku. Kini suara tangisnya
terdengar sesenggukan.
“Yasudah aku mandi, kamu siap-siap. Abis ini kita sarapan
bareng.” Kedua telapak tanganku menangkup kedua pipinya.
Dibalasnya dengan anggukan. Akupun segera menghambur
ke kamar mandi. Setelah membilas tubuh dengan air panas,
aku segera keluar untuk mengajak Ester ke resto Kopi Oey
THAGA 485
GALGARA