Page 498 - THAGA 2024
P. 498
beban perutnya kedepan, tapi aku sedang mengejar memori
yang mengantarkan kami kembali merasakan betapa serunya
petualangan kami berdua dulu.
Entah mengapa perasaan orang yang sudah berpisah lalu
dipertemukan lagi itu menjadi semakin berlipat-lipat. Bagai
sebuah cita-cita yang sempat padam lalu kembali diraih. Hatiku
kini berbunga-bunga bagai berada di taman langit. Siang ini aku
seperti merasakan kembali menjadi seorang lelaki yang utuh.
Seorang lelaki yang dibutuhkan oleh pasangannya. Seorang
lelaki yang dapat menaungi, mengayomi dan melindungi
kekasihnya. Hari ini aku benar-benar kembali merasakan
hidup. Aku merasakan telah menemukan wanita pembawa obor
dilorong penantian yang dalam. Aku berharap waktu berhenti di
sini dan tak lagi berjalan, agar tak ada lagi perpisahan.
Melayang sudah nyawa kami hingga terbangun oleh berisik
bel pintu kamar yang ditekan kasar berkali-kali. Wajah Ester
tampak gugup lalu memintaku untuk segera mengenakan
pakaian dengan lengkap. Ester segera merapikan rambutnya
dan membuka pintu kamar dengan pelan. Tampak hanya
kepalanya saja yang dikeluarkan.
“Kenapa lu masih dateng? Gua udah gak peduli lu mau apa,”
bentak Ester yang suaranya terdengar dari tempatku duduk
sekarang. Segera saja aku siapkan gawai untuk merekam
apa yang terjadi. Instingku mengatakan lebih baik aku menjadi
kameramen, karena biasanya paling selamat.
“Biarin gua masuk,” teriak lelaki dengan suara lantang dari
balik pintu.
“Gua gak sudi izinin cowok brengsek kayak lu nyentuh gua
lagi,” maki Ester.
“Loe yang brengsek. Cewek murahan. Sundal!” maki pedas
490 THAGA
GALGARA