Page 95 - THAGA 2024
P. 95
Ah rileks sudah otak tegangku, aku siap. Meski resiko
menggunakan daun 420 cukup besar, minim terjerat pasal
112 dengan ancaman kurungan 5 tahun, otakku mengatakan
bodo amat. Yang penting happy, hidup di dunia ini cuman sekali
bukan? Yang penting siapin saja peluru di atas 100 juta buat
86, biar aman kalo ada apa-apa. Untungnya oknum penegak
hukum bisa diajak kerjasama.
Segera aku berjalan menuju ke loket pendaftaran
paragliding di sekitar warung-warung guna menemui seorang
rekan. Sedikit basa-basi dan mengutarakan tujuan, aku
menunjukkan lisensi pilot tandem profesional dengan rating T2
yang merupakan kategori lisensi untuk pilot paralayang tandem
yang berpengalaman. Biaya pendaftaran sebesar 400 ribu aku
rogoh guna memberikan pengalaman baru pada Rina.
Selanjutnya, aku mempersiapkan perlengkapan terbang
tandem. Parasut utama ukuran LL, parasut cadangan, pelana,
helm, harness, alat pengukur kecepatan dan bantalan sebagai
perlengkapan tambahan. Semua perlengkapan ini memiliki
berat hanya berkisar antara 15 sampai dengan 20 kg agar
aku sebagai pilot nantinya bisa tetap memiliki mobilitas yang
dibutuhkan untuk bisa melakukan penerbangan.
“Rin kamu ke sini!” ajakku setengah berteriak agar dia
mendekat. Aku memasang harnes full body dan helm terlebih
dulu. Safety first.
“Ada apa, Kak?” Tanpa menjawab, tanganku cekatan
memasang harness pada tubuhnya. “Kak Rina mau diapain?”
tanyanya kebingungan. Aku sengaja tak memberi tahunya, jika
aku akan mengajaknya terbang tandem. Aku melakukan fait
accompli pada Rina, yang dalam frasa Perancis merupakan
upaya pengambilan keputusan tanpa meminta persetujuan dari
THAGA 87
GALGARA