Page 147 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 147
mengembangkan kapasitas guru dan siswa
melalui pendekatan praktik langsung.
b) Mengintegrasikan pengembangan profesional
berbasis collaborative design ke dalam
persyaratan sertifikasi guru serta memberikan
kredit atau insentif bagi peserta (Open
Universiteit, 2021). Skema ini dapat memperkuat
adopsi teknologi karena guru tidak sekadar
pengguna akhir, melainkan turut berperan
sebagai co-designer materi digital. Studi
internasional menunjukkan bahwa partisipasi
aktif guru dalam co-creation terbukti
meningkatkan kualitas dan relevansi integrasi
pembelajaran digital (Laurillard, 2012; Mishra &
Koehler, 2006).
c) Menyusun pedoman etika nasional untuk
digitalisasi budaya, mencakup FPIC, pembagian
manfaat (benefit-sharing), dan MOU standar, yang
selaras dengan prinsip UNESCO dan praktik
internasional (UNESCO, 2021). Pedoman ini akan
menjadi landasan normatif agar praktik
digitalisasi tidak mereduksi makna budaya,
melainkan memperkuat posisi komunitas sebagai
pemilik sah pengetahuan. Praktik baik di Australia
tentang Indigenous Knowledge Management
menegaskan pentingnya prinsip knowledge
sovereignty dalam setiap proyek digital (Christen
& Anderson, 2019).
d) Menetapkan standar metadata dan
interoperabilitas di tingkat nasional agar materi
lokal dapat diakses lintas platform serta tetap
relevan meski terjadi perubahan teknologi (DIVA
Portal, 2022). Standarisasi ini akan memastikan
bahwa setiap konten digital memiliki umur

