Page 173 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 173
untuk pembelajaran inklusif, atau kolaborasi dengan
komunitas lokal dalam merancang program literasi
lingkungan.
Sejumlah praktik baik (best practices) di tingkat
regional menunjukkan potensi besar paradigma ini. Di
beberapa LPTK di Asia Tenggara, misalnya, telah
diujicobakan pembelajaran daring hibrida, microteaching
digital berbasis video interaktif, serta pelatihan berbasis
komunitas untuk menumbuhkan sensitivitas budaya dan
kompetensi pedagogik mahasiswa calon guru (Orphanidou et
al., 2024).
Di Indonesia, dua contoh representatif adalah
Laboratorium Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha).
Kedua LPTK ini mengadopsi skema inklusi media lokal-
digital dan kurikulum adaptif berbasis riset kebutuhan lokal.
Pertama, Studi Kasus Laboratorium Sekolah UPI.
Laboratorium Sekolah UPI menjadi pionir dalam
mengintegrasikan kurikulum berbasis riset lokal dengan
inovasi digital seperti platform e-practicum. Fasilitas ini
memungkinkan mahasiswa melakukan microteaching
berbasis daring dengan konten yang menonjolkan kearifan
budaya Sunda dan isu-isu pendidikan kontemporer di Jawa
Barat. Evaluasi internal UPI (2023) menunjukkan adanya
kenaikan sebesar 28% dalam kompetensi adaptasi teknologi
dan peningkatan 35% kreativitas calon guru dalam merancang
media belajar berbasis budaya lokal. Temuan ini
memperlihatkan bahwa pendekatan lokal-digital tidak hanya
meningkatkan penguasaan teknologi tetapi juga mendorong
inovasi kreatif yang relevan dengan konteks masyarakat.
Studi Kasus E-Modul Budaya Bali di Undiksha. Di
Undiksha, program pengembangan Interactive E-Module
untuk interpretive reading mengintegrasikan cerita rakyat Bali
(satua Bali) dengan teknologi augmented reality (AR). E-

