Page 175 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 175
menopang transformasi LPTK menjadi pusat inovasi
smart localized teacher education. Transformasi ini
menuntut investasi jangka panjang yang tidak hanya
mencakup pengadaan infrastruktur teknologi dan
fasilitas laboratorium digital, tetapi juga pengembangan
media pembelajaran berbasis lokal, peningkatan
kompetensi guru melalui pelatihan berkelanjutan, serta
pendanaan riset untuk menguji efektivitas metode
pembelajaran baru. Beban pembiayaan yang sedemikian
luas jelas tidak dapat disangga oleh anggaran publik
semata, sehingga dibutuhkan model pendanaan
kolaboratif yang melibatkan banyak pihak (Orphanidou,
2024).
Pengalaman negara-negara dengan sistem LPTK
yang mapan menunjukkan bahwa kombinasi dana publik,
investasi swasta, dan hibah inovasi dari lembaga donor
internasional menjadi kunci keberhasilan pengembangan
pendidikan guru. Pendanaan publik menjamin akses dan
keberlanjutan layanan inti, sementara sektor swasta
berperan menyediakan teknologi, perangkat digital, serta
membuka peluang komersialisasi produk-produk
pendidikan. Hibah internasional biasanya diarahkan pada
proyek riset inovatif atau program percontohan yang
menjadi pengungkit untuk melahirkan inovasi baru di
tingkat lokal.
Di Indonesia, arah kebijakan pendidikan guru
mulai diarahkan pada sinergi lintas sektor yang
melibatkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi, pemerintah daerah, industri teknologi,
organisasi masyarakat sipil, serta mitra pembangunan
global. Beberapa inisiatif strategis yang memperlihatkan
arah kebijakan ini antara lain: hibah riset kolaboratif
untuk LPTK dalam mengembangkan media lokal-digital
yang sesuai konteks pembelajaran guru; program

