Page 176 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 176
inkubator startup edukasi lokal yang menjadi wadah
mahasiswa dan dosen LPTK untuk mengembangkan
produk berbasis budaya lokal yang inovatif sekaligus
bernilai ekonomi; piloting platform digital berbasis
komunitas melalui learning management system adaptif
untuk memuat konten pelestarian bahasa daerah dan
kearifan lokal; serta kemitraan publik–swasta (public–
private partnership/PPP) untuk memperluas akses
terhadap perangkat digital dan konektivitas di daerah
rural (Raharja, 2022; Yulianti & Setiawan, 2022;
Kurniawati & Kholid, 2024).
Hibah riset kolaboratif membuka jalan bagi LPTK
untuk mengubah penelitian menjadi produk nyata yang
relevan dengan kebutuhan sekolah dan komunitas,
sehingga hasil riset tidak berhenti sebagai publikasi
akademik tetapi hadir sebagai solusi kontekstual.
Inkubator startup membantu menghubungkan ide-ide
inovatif dengan dunia industri sehingga produk yang
dihasilkan dapat diterapkan secara luas dan memiliki
potensi keberlanjutan finansial. Program piloting
platform digital yang adaptif menegaskan bahwa
teknologi pendidikan tidak boleh bersifat seragam,
melainkan harus mengakomodasi kearifan lokal dan
keberagaman budaya agar peserta didik merasa terlibat
dan identitas budaya mereka terjaga.
Di sisi lain, PPP menjadi komponen vital karena
memperluas jangkauan teknologi pendidikan hingga ke
daerah yang sebelumnya mengalami hambatan akses
akibat keterbatasan infrastruktur. Kolaborasi ini
memungkinkan pemerintah dan LPTK memanfaatkan
kapasitas teknologi dan jaringan distribusi sektor swasta
untuk menyediakan perangkat digital, pelatihan teknis,
dan layanan internet dengan biaya lebih terjangkau.
Keterlibatan pihak swasta juga menumbuhkan inovasi

