Page 60 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 60

mengandalkan koneksi internet berbasis hotspot pribadi
               dengan  biaya  tinggi.  Keterbatasan  ini  membuat
               penggunaan media digital canggih seperti video interaktif
               atau aplikasi berbasis AR dan VR tidak dapat dilakukan
               secara  rutin.  Sebagai  gantinya,  guru  mengembangkan
               media  sederhana  berupa  presentasi  interaktif  berbasis
               offline yang diintegrasikan dengan materi lokal, seperti
               cerita rakyat Maluku atau praktik pengolahan hasil laut.
               Strategi ini menunjukkan kemampuan adaptif guru, tetapi
               juga  menggarisbawahi  kebutuhan  mendesak  untuk
               pemerataan  akses  teknologi  dan  dukungan  kebijakan
               yang lebih inklusif.
                      Selain  hambatan  infrastruktur,  faktor  generasi
               juga  menjadi  kendala  signifikan.  Guru  senior  yang
               terbiasa  dengan  metode  tradisional  sering  kali  merasa
               kurang  percaya  diri  menggunakan  media  digital
               dibandingkan  guru  muda  yang  lebih  akrab  dengan
               teknologi.  Di  beberapa  sekolah  di  Kalimantan  Barat,
               misalnya,    program     mentoring    antarguru    yang
               memadukan guru muda dan guru senior terbukti efektif
               meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan literasi
               media  para  guru  senior.  Hal  ini  menegaskan  bahwa
               peningkatan  literasi  media  tidak  cukup  hanya  melalui
               pelatihan  formal,  tetapi  juga  perlu  dukungan  budaya
               kolaboratif di tingkat sekolah.
                      Tantangan literasi media bagi guru di Indonesia
               merupakan  masalah  multidimensi  yang  mencakup
               keterampilan teknis, kesiapan pedagogis, kepekaan etika,
               serta  dukungan  infrastruktur.  Tanpa  pendekatan  yang
               komprehensif, media inovatif yang seharusnya menjadi
               katalis transformasi pembelajaran dapat berakhir hanya
               sebagai alat yang tidak memberi nilai tambah signifikan.
               Oleh  karena  itu,  literasi  media  guru  perlu  diperkuat
               melalui    pelatihan    berkelanjutan,    pembangunan
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65