Page 64 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 64

moral, sosial, dan budaya yang terkandung dalam cerita
               tradisional tersebut.
                      Teknologi  lain  yang  semakin  mendapat  tempat
               adalah simulasi budaya melalui aplikasi daring atau tur
               virtual  (VR).  Melalui  pendekatan  ini,  siswa  dapat
               melakukan  kunjungan  virtual  ke  situs-situs  budaya
               seperti candi, museum, atau mengikuti prosesi upacara
               adat  secara  imersif  tanpa  harus  keluar  dari  kelas.
               Pendekatan  ini  membuat  pembelajaran  sejarah  dan
               budaya menjadi pengalaman yang lebih hidup, relevan,
               dan bermakna, sekaligus mengurangi hambatan geografis
               maupun biaya perjalanan.
                      Meskipun  peluangnya  besar,  integrasi  media
               inovatif untuk pelestarian budaya lokal juga menghadapi
               tantangan yang harus diantisipasi. Salah satunya adalah
               risiko reduksi budaya - yakni budaya hanya dipandang
               sebagai  konten  visual  atau  hiburan  digital  tanpa
               menghayati  nilai  filosofis  di  baliknya.  Oleh  karena  itu,
               peran guru menjadi sentral sebagai kurator konten dan
               fasilitator belajar. Guru tidak hanya dituntut untuk mahir
               dalam  penggunaan  teknologi,  tetapi  juga  memiliki
               sensitivitas budaya agar konten digital yang digunakan
               autentik, akurat, dan bermakna bagi siswa.
                      Dengan demikian, hubungan media inovatif dan
               pelestarian  kearifan  lokal  menghadirkan  peluang
               strategis    bagi    pendidikan     Indonesia     untuk
               menghubungkan  warisan  budaya  dengan  tuntutan  era
               digital.  Ketika  teknologi  digunakan  untuk  memperkuat
               dan  menghidupkan  budaya  lokal,  pembelajaran  tidak
               hanya  menyiapkan  siswa  menjadi  warga  global  yang
               kompeten,  tetapi  juga  generasi  yang  memiliki  jati  diri
               budaya  yang  kuat.  Pendekatan  ini  sejalan  dengan  misi
               pendidikan  nasional  untuk  membentuk  peserta  didik
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69