Page 69 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 69
desain sederhana sehingga mereka memahami hubungan
antara budaya lokal dan konsep matematika modern.
Pada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pengajaran
tentang siklus air atau keanekaragaman hayati dapat
dihubungkan dengan kearifan lokal masyarakat adat
dalam mengelola sumber air dan lahan. Contohnya,
praktik tradisional subak di Bali atau sistem terasering di
Flores dapat menjadi studi kasus yang memperkaya
konsep ekologi sekaligus menumbuhkan kesadaran
konservasi.
Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), guru dapat
memanfaatkan peta budaya lokal, sejarah kerajaan
daerah seperti Kesultanan Ternate atau Kerajaan Gowa,
serta tokoh adat lokal yang berpengaruh untuk
mengajarkan dinamika sosial, ekonomi, dan politik.
Metode ini tidak hanya mempermudah pemahaman
materi, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan terhadap
sejarah daerah sendiri.
Untuk Seni Budaya, pembelajaran dapat
diarahkan pada praktik langsung seperti memainkan alat
musik tradisional (gamelan, sasando, atau gendang
beleq), mempelajari tari daerah seperti Tari Piring atau
Tari Saman, serta membuat kerajinan berbasis motif
tradisional. Pendekatan ini memperkuat aspek
keterampilan, kreativitas, dan apresiasi budaya sekaligus
mendukung pelestarian seni lokal.
Dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila, guru
dapat memanfaatkan praktik adat lokal seperti
musyawarah desa, tradisi gotong royong, atau kearifan
dalam menyelesaikan konflik sebagai bahan diskusi nilai-
nilai demokrasi, toleransi, dan kerja sama. Peserta didik
belajar bahwa nilai Pancasila telah lama tertanam dalam
kehidupan masyarakat lokal, sehingga tidak terasa asing
atau abstrak.

