Page 68 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 68

Kearifan lokal hadir dalam dua wujud utama, yaitu
               tangible (nyata) dan intangible (tak nyata). Wujud nyata
               mencakup artefak budaya seperti rumah adat, alat musik
               tradisional, kain tenun, batik, hingga cagar budaya yang
               memiliki  nilai  sejarah  dan  estetika.  Wujud  tak  nyata
               meliputi  tradisi  lisan,  cerita  rakyat,  ritual  adat,  tarian,
               bahasa daerah, hukum adat, serta kearifan ekologi yang
               mengatur  hubungan  masyarakat  dengan  alam.  Kedua
               wujud  ini  tidak  hanya  merefleksikan  sejarah  panjang
               suatu komunitas, tetapi juga sarat dengan nilai pedagogis
               yang  dapat  dimanfaatkan  dalam  proses  pembelajaran
               formal di sekolah (Nurprihardianti, 2024; Dewi, 2024).
                      Untuk memastikan kearifan lokal menjadi bagian
               yang  hidup  dalam  proses  belajar  mengajar,  guru  perlu
               mengintegrasikannya secara kreatif ke dalam kurikulum
               dan media pembelajaran. Berikut contoh integrasi yang
               diperluas secara detail untuk tiap bidang studi:
                      Kearifan  lokal  dapat  menjadi  jembatan  efektif
               untuk  mengajarkan  Bahasa  Indonesia.  Guru  dapat
               memanfaatkan cerita rakyat daerah seperti Legenda Putri
               Mandalika, Cindelaras, atau Si Pahit Lidah sebagai bahan
               teks bacaan untuk latihan membaca pemahaman, menulis
               narasi,  bahkan  mengembangkan  kegiatan  digital
               storytelling melalui komik digital atau podcast. Peserta
               didik tidak hanya belajar membaca dengan baik, tetapi
               juga memahami pesan moral, membangun keterampilan
               menulis kreatif, dan belajar menyampaikan cerita secara
               lisan dengan penuh percaya diri.
                      Di Matematika, guru dapat mengangkat motif kain
               tenun  Sasak  atau  pola  simetris  batik  Parang  untuk
               mengajarkan  konsep  geometri  seperti  simetri  lipat,
               translasi, atau pola bilangan. Peserta didik dapat diminta
               membuat replika pola dengan bantuan perangkat lunak
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73