Page 71 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 71
juga menyimpan potensi edukatif yang kaya, yang dapat
dimanfaatkan untuk memperkuat pengalaman belajar di
sekolah. Keunikan cerita rakyat, kesenian tradisi, ritual
adat, hingga praktik ekologis masyarakat setempat
menyajikan konten autentik yang sulit digantikan oleh
sumber belajar lain karena lahir dari kearifan hidup yang
teruji lintas generasi. Keempat dimensi ini menyediakan
real context yang dapat menjembatani teori yang
dipelajari siswa di kelas dengan nilai dan pengalaman
nyata di sekitar mereka.
Cerita rakyat, misalnya, berperan sebagai media
naratif yang memuat pesan moral, nilai sosial, dan jejak
sejarah lokal. Integrasi cerita rakyat ke dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, sejarah, maupun
pendidikan karakter tidak sekadar menjadi latihan
literasi, tetapi juga sarana menumbuhkan kebanggaan
terhadap budaya daerah. Penelitian pengembangan
bahan ajar berbasis cerita rakyat di Bengkulu
menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih antusias dan
memahami materi dengan lebih baik ketika kisah yang
dipelajari berasal dari lingkungan budaya mereka sendiri
(Andriani, 2023). Misalnya, kisah Legenda Rafflesia
Arnoldi tidak hanya mengasah kemampuan membaca
pemahaman, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu
tentang flora khas daerah dan pelestariannya.
Berbeda dari cerita rakyat yang bersifat lisan, seni
dan ritual tradisional menghadirkan unsur performatif
yang memperkuat dimensi afektif dan sosial
pembelajaran. Pembelajaran Seni Budaya dapat
memanfaatkan alat musik daerah seperti gendang beleq
Sasak atau kolintang Minahasa untuk menumbuhkan
koordinasi motorik, kerja sama tim, dan apresiasi estetis.
Sementara itu, ritual adat seperti Sedekah Laut di pesisir
Jawa atau Mapalus di Sulawesi dapat diangkat di kelas

