Page 73 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 73

dimensi  budaya  yang  otentik,  menghindarkan  proses
               pendidikan dari kesan seragam dan terlepas dari realitas
               siswa.  Integrasi  warisan  budaya  ini  membantu  peserta
               didik  memahami  bahwa  kemajuan  sains  dan  teknologi
               dapat  berjalan  berdampingan  dengan  pelestarian  nilai-
               nilai tradisi yang memperkaya identitas mereka.

               3.  Kearifan Lokal, Penangkal Krisis Identitas di
                   Era Global

                      Arus  globalisasi  dan  digitalisasi  mengubah
               lanskap budaya dengan cepat: gaya hidup, simbol status,
               referensi  estetika,  hingga  bahasa  populer  bergerak
               melintasi  batas  geografis  dalam  hitungan  detik.  Bagi
               banyak  remaja  dan  anak,  paparan  konten  global  yang
               intens sering menimbulkan pertanyaan ganda  -  “siapa
               saya?” dan “ke mana saya cocok?”  -  sehingga muncul apa
               yang  sering  disebut  krisis  identitas:  kebingungan  nilai,
               rasa  malu  pada  tradisi  sendiri,  dan  kecenderungan
               meniru norma budaya asing tanpa seleksi kritis. Dalam
               konteks ini kearifan lokal berperan bukan sekadar materi
               pelestarian,  melainkan  sebagai  penyangga  psikososial
               yang memberi landasan jati diri dan kerangka moral yang
               stabil (Irawati, 2014).
                      Mengapa kearifan lokal efektif sebagai penangkal?
               Pertama,  kearifan  lokal  menyediakan  narasi  asal-usul,
               norma, dan praktik yang memberi makna personal dan
               kolektif  -  elemen penting dalam pembentukan identitas
               sosial.  Ketika  anak-anak  mengenali  cerita,  simbol,  dan
               praktik  yang  menjadi  milik  komunitasnya,  mereka
               memperoleh  sense  of  belonging  yang  menurunkan
               kerentanan terhadap tekanan identitas luar. Kedua, nilai-
               nilai  budaya  lokal  (mis.  gotong  royong,  rasa  hormat,
               kemandirian berbasis komunitas) adalah sumber norma
               perilaku  yang  konkret;  internalisasi  nilai  ini  melalui
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78