Page 78 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 78
elemen tangible budaya setempat ke dalam cerita fantasi,
siswa tidak hanya belajar keterampilan menulis dan
berimajinasi tetapi juga menumbuhkan kebanggaan
terhadap warisan budaya mereka sendiri. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan signifikan pada keterampilan
menulis kreatif siswa SMP sekaligus penguatan identitas
budaya lokal (Nurprihardianti, 2024).
Keberhasilan ini tidak berhenti pada bidang
sastra. Pada ranah sains, pendekatan yang sama
diterapkan melalui pengembangan bahan ajar IPA
berbasis multirepresentasi dan Project-Based Learning
(PjBL) bermuatan etnosains. Contohnya, materi tentang
siklus air dan konservasi lingkungan dapat dihubungkan
dengan cara tradisional masyarakat lokal mengelola
sumber mata air atau pola tanam sesuai musim.
Melibatkan siswa secara langsung dalam proyek yang
memadukan pengetahuan ilmiah dengan praktik lokal
memperkaya literasi sains, mendorong kemampuan
berpikir kreatif dan kritis, serta menumbuhkan
kesadaran ekologis. Dewi (2024) dan Pratiwi (2022)
menegaskan bahwa pendekatan ini meningkatkan
keterampilan abad ke-21 seperti problem solving,
kolaborasi tim, dan kecakapan riset, yang semuanya
dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global
sekaligus mempertahankan nilai lokal.
Perkembangan teknologi memungkinkan kearifan
lokal ditampilkan dengan cara yang lebih menarik dan
imersif. Guru dapat mengembangkan modul digital
interaktif, video dokumenter tentang ritual adat, komik
digital berbasis cerita rakyat, hingga tur virtual ke situs
budaya. Media seperti ini memberi kesempatan bagi
siswa untuk mengalami tradisi secara visual, auditori,
bahkan interaktif tanpa harus selalu hadir secara fisik di
lokasi. Misalnya, siswa dapat mempelajari bentuk dan

