Page 77 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 77
komunitas, hingga pembuat kebijakan - semua bekerja
bersama agar budaya tidak hilang digerus zaman,
melainkan berkembang sebagai landasan identitas yang
kuat..
4. Dari Kampung ke Kampus: Menyulap Tradisi
Jadi Media Edukatif
Menghubungkan tradisi dari kampung ke ruang
akademik di kampus atau sekolah merupakan langkah
strategis untuk memastikan pendidikan tidak terlepas
dari akar budaya masyarakatnya. Tradisi yang diwariskan
turun-temurun oleh komunitas lokal bukan hanya
warisan untuk dilestarikan secara seremonial, tetapi juga
sumber pedagogis yang kaya nilai. Tradisi memuat
pengetahuan lokal tentang ekologi, nilai etika, praktik
sosial, seni, dan teknologi tradisional yang terbentuk
melalui proses panjang interaksi manusia dengan
lingkungannya. Saat kearifan lokal ini diangkat menjadi
media edukatif, siswa memperoleh pengalaman belajar
yang berakar pada realitas sosial dan budaya, sehingga
pembelajaran terasa dekat, kontekstual, dan bermakna
(Nurprihardianti, 2024).
Transformasi tradisi menjadi bahan ajar
membawa manfaat ganda. Di satu sisi, ia menjadi sarana
pelestarian budaya yang hidup, tidak hanya berupa cerita
sejarah tetapi sebagai nilai dan praktik yang terlibat
dalam proses pendidikan. Di sisi lain, ia memfasilitasi
pembentukan kompetensi abad ke-21 seperti kreativitas,
berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi melalui
konteks yang familiar bagi siswa. Misalnya,
pengembangan bahan ajar menulis cerita fantasi berbasis
kearifan lokal di Bondowoso mengangkat artefak budaya
seperti cagar budaya, bangunan tradisional, dan seni
daerah yang masih lestari. Dengan mengintegrasikan

