Page 83 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 83
berbasis ponsel dengan ukuran file yang ringan agar
dapat diakses secara offline.
Dari perspektif etika, pengemasan budaya lokal ke
dalam media digital juga harus memprioritaskan keaslian
konten dan persetujuan komunitas. Cerita rakyat atau
ritual adat yang dipublikasikan harus melalui proses
verifikasi oleh tokoh budaya setempat. Kredibilitas
sumber dan narator penting untuk menghindari
kesalahpahaman atau penyalahgunaan budaya. Guru
berperan penting sebagai penghubung antara komunitas
dan siswa untuk memastikan bahwa media digital yang
dihasilkan tetap menghargai nilai-nilai asli budaya lokal.
Selain aspek teknis dan etis, evaluasi efektivitas
media digital berbasis kearifan lokal perlu dilakukan
secara menyeluruh. Evaluasi tidak hanya menilai
pencapaian akademik siswa, tetapi juga perubahan sikap,
keterampilan kolaborasi, serta peningkatan kesadaran
dan kebanggaan terhadap budaya. Dengan pendekatan
ini, media digital bukan sekadar sarana hiburan, tetapi
benar-benar berfungsi sebagai alat transformasi
pendidikan yang menyeimbangkan inovasi dengan akar
budaya.
Integrasi antara teknologi digital dan kearifan
lokal membuka jalan bagi lahirnya ekosistem
pembelajaran yang adaptif dan inklusif. Siswa tidak lagi
melihat budaya lokal sebagai warisan masa lalu yang
usang, tetapi sebagai bagian hidup dari pengalaman
belajar yang modern dan dinamis. Ketika proses
pengemasan dilakukan dengan benar - memadukan
kreativitas teknologi, relevansi pedagogis, dan
penghormatan terhadap nilai budaya - media digital
mampu menjadi jembatan antara tradisi dan masa depan,
sekaligus mengokohkan identitas bangsa di era global.

