Page 85 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 85

upacara  adat,  mendengarkan  dongeng  dari  tetua
               kampung, atau mempraktikkan teknik menenun di sentra
               kerajinan  memberikan  pengalaman  hidup  yang  tidak
               hanya     menambah       pengetahuan,     tetapi    juga
               menginternalisasi nilai moral, rasa memiliki, kebanggaan
               terhadap budaya, serta ikatan sosial yang lebih erat. Nilai
               gotong-royong,  kesederhanaan,  kedisiplinan,  atau
               penghormatan  terhadap  alam  yang  diperoleh  melalui
               interaksi  langsung  ini  sering  kali  tidak  muncul  ketika
               siswa hanya menonton video atau memanipulasi objek
               virtual  (Wafiqni,  2019;  Irawati,  2014).  Pengalaman
               otentik yang menyentuh aspek emosional-spiritual inilah
               yang menjadi keunggulan utama media tradisional.
                         Studi  perbandingan  di  sekolah  dasar  dan
               menengah  menemukan  bahwa  kombinasi  keduanya
               menghasilkan  dampak  yang  lebih  kuat  daripada
               penggunaan  salah  satu  media  saja.  Misalnya,  setelah
               kunjungan ke rumah adat atau ke sentra tenun ikat, guru
               mengajak  siswa  mendokumentasikan  pengalaman
               mereka  ke  dalam  bentuk  vlog,  infografik,  atau  komik
               digital  yang  menceritakan  proses  pembuatan  kain  dan
               filosofi motif. Pengalaman langsung memberi kedalaman
               nilai  budaya  dan  keterampilan  sosial,  sedangkan
               pengolahan  digital  memberi  ruang  bagi  kreativitas,
               kolaborasi,  dan  literasi  teknologi  (Komara,  2020;
               Andriani,  2023).  Dengan  cara  ini,  siswa  bukan  hanya
               menghafal  informasi,  tetapi  juga  mengonstruksi
               pengetahuan,       mengekspresikan        diri,     dan
               memublikasikan  karyanya  sehingga  rasa  percaya  diri
               meningkat.
                         Konteks  sosial  dan  infrastruktur  juga  sangat
               memengaruhi efektivitas media. Di daerah 3T yang akses
               internetnya  terbatas,  media  tradisional  dan  bahan  ajar
               cetak masih menjadi pilihan utama, sementara teknologi
               sederhana  seperti  audio  atau  video  offline  digunakan
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90