Page 90 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 90

ranah kognitif, mereka memperoleh peningkatan literasi
               multimodal, berpikir kreatif, serta kemampuan problem
               solving yang relevan dengan tantangan global. Sementara
               itu,  pada  ranah  psikomotorik  dan  partisipatif,  mereka
               lebih terlibat aktif dan mampu menggunakan teknologi
               untuk mengekspresikan gagasan kreatif mereka. Inovasi
               ini membuktikan bahwa teknologi tidak harus mengikis
               nilai  tradisi,  tetapi  dapat  menjadi  alat  strategis  untuk
               menghidupkan       kembali     kearifan    lokal    dan
               menjadikannya relevan bagi generasi masa kini.

               8.  Kendala dan Tantangan Pengintegrasian
                   Media Digital Kearifan Lokal

                       Transformasi media digital berbasis kearifan lokal
               yang dipaparkan pada bagian sebelumnya menunjukkan
               berbagai keberhasilan dalam memperkaya pembelajaran,
               memperkuat  identitas  budaya,  serta  meningkatkan
               motivasi  dan  kreativitas  siswa.  Media  digital  yang
               dikemas dengan unsur budaya setempat - seperti digital
               storytelling,  augmented  reality,  maupun  buku  digital
               interaktif - telah memberikan pengalaman belajar yang
               kontekstual, menyenangkan, dan berakar pada nilai-nilai
               luhur budaya bangsa. Namun, di balik potensi yang sangat
               menjanjikan      tersebut,   realitas    di    lapangan
               memperlihatkan  berbagai  tantangan  serius  yang  perlu
               diurai  secara  kritis.  Bagian  ini  menyoroti  faktor-faktor
               penghambat utama agar inovasi media berbasis kearifan
               lokal tidak berhenti sebagai gagasan, tetapi benar-benar
               mampu diterapkan secara berkelanjutan di sekolah.
                       Salah satu kendala terbesar adalah kesenjangan
               literasi digital guru. Banyak guru, terutama di daerah 3T
               (Terdepan,  Terluar,  Tertinggal),  masih  menghadapi
               keterbatasan  dalam  menguasai  perangkat  digital  dan
               aplikasi  pembelajaran  mutakhir.  Keterbatasan  ini  tidak
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95