Page 84 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 84
6. Perbandingan Efektivitas Media Tradisional
vs. Digital dalam Mengemas Kearifan Lokal
Perbandingan antara media tradisional dan
media digital dalam pendidikan kearifan lokal bukan
sekadar persoalan mengganti alat lama dengan teknologi
baru. Persoalannya lebih dalam: bagaimana guru
mengolah keduanya agar selaras dengan tujuan
pembelajaran, kebutuhan peserta didik, dan kondisi sosial
budaya sekolah. Media tradisional - seperti alat peraga
buatan tangan, ritual adat, seni pertunjukan, permainan
rakyat, atau kunjungan lapangan ke situs budaya -
menawarkan pengalaman yang autentik, multisensorik,
dan sarat nilai emosional. Sementara itu, media digital -
komik interaktif, digital storytelling, augmented reality
(AR), virtual reality (VR), video tematik, dan learning apps
- memberi daya tarik visual, interaktivitas tinggi, dan
jangkauan yang luas karena mudah diakses kapan saja.
Penelitian di berbagai sekolah dasar dan
menengah menunjukkan perbedaan efek yang cukup
jelas. Media digital terbukti meningkatkan motivasi,
konsentrasi, dan capaian kognitif secara signifikan.
Misalnya, komik digital dan digital storytelling yang
diintegrasikan dalam pembelajaran membaca
pemahaman atau matematika mendorong siswa untuk
lebih aktif, antusias, dan mampu menuntaskan tugas
dengan hasil yang lebih baik dibanding metode
konvensional berbasis ceramah atau buku teks (Budiarti,
2016; Mawarni, 2017; Lagmay, 2024). Temuan ini sejalan
dengan prinsip multimedia learning yang dikemukakan
Mayer (2021), bahwa kombinasi kata, gambar, audio, dan
animasi memudahkan otak mengolah informasi karena
melibatkan dua saluran pemrosesan kognitif sekaligus.
Namun, media tradisional tidak dapat
digantikan begitu saja. Kegiatan seperti ikut menari di

