Page 63 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 63

teknologi; keduanya justru saling memperkuat jika diolah
               melalui desain instruksional yang kontekstual.
                      Hal serupa ditegaskan oleh Wafiqni (2019) yang
               menemukan bahwa pembelajaran tematik berbasis lokal
               dapat menjaga identitas budaya siswa dan meningkatkan
               keterlibatan  mereka  di  kelas,  karena  materi  pelajaran
               terasa  dekat  dengan  kehidupan  sehari-hari.  Dengan
               demikian,  media  digital  yang  dirancang  berbasis  lokal
               tidak hanya mendukung aspek kognitif siswa, tetapi juga
               memiliki efek afektif yang signifikan, seperti kebanggaan
               dan rasa memiliki terhadap budaya daerah.

                      Contoh inovatif yang relevan adalah pendekatan
               etnomatematika, di mana konsep matematika diajarkan
               dengan  mengaitkan  unsur  budaya  lokal,  seperti  pola
               simetris  pada  batik,  struktur  anyaman  bambu,  atau
               bentuk    ukiran    tradisional.   Ketika   konsep   ini
               divisualisasikan  melalui  media  digital  berupa  animasi
               interaktif  atau  infografik  dinamis,  siswa  tidak  hanya
               belajar  tentang  pola  dan  angka,  tetapi  juga  memahami
               filosofi dan nilai estetika budaya yang melekat pada objek
               tersebut. Integrasi ini menumbuhkan apresiasi terhadap
               budaya lokal sekaligus mengasah keterampilan berpikir
               kritis dan kreatif.
                      Selain itu, digital storytelling berbasis cerita rakyat
               daerah  menjadi  salah  satu  metode  yang  efektif  untuk
               melestarikan tradisi lisan yang mulai memudar di tengah
               arus  globalisasi.  Misalnya,  guru  di  sekolah  dasar
               mengadaptasi  cerita  rakyat  setempat  ke  dalam  format
               digital dengan memadukan ilustrasi grafis, narasi audio,
               dan  interaksi  sederhana  sehingga  siswa  dapat  terlibat
               langsung dalam proses membangun narasi. Pendekatan
               ini  tidak  hanya  meningkatkan  literasi  membaca  dan
               menulis,  tetapi  juga  menghidupkan  kembali  nilai-nilai
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68