Page 62 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 62

berperan  sebagai  alat  revitalisasi  budaya  lokal  jika
               dirancang  dengan  pendekatan  pedagogis  yang  tepat.
               Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman
               budaya,  pemanfaatan  media  inovatif  yang  sensitif
               terhadap nilai lokal dapat menjadi strategi penting untuk
               memastikan  bahwa  proses  belajar  tidak  membuat
               generasi  muda  tercerabut  dari  akar  budaya  mereka.
               Bahkan, teknologi justru bisa menjadi pintu bagi generasi
               digital  native  untuk  memahami,  menghargai,  dan
               mengembangkan  kembali  budaya  tradisional  melalui
               medium yang dekat dengan keseharian mereka.
                      Salah satu contoh penerapan yang terbukti efektif
               adalah  penggunaan  augmented  reality  (AR),  video
               interaktif,  komik  digital,  dan  aplikasi  daring  untuk
               mengenalkan elemen budaya seperti motif batik, musik
               tradisional,  tarian  daerah,  dan  cerita  rakyat.  Dengan
               teknologi  ini,  siswa  tidak  hanya  melihat  gambar  atau
               membaca  deskripsi,  tetapi  juga  dapat  mengamati,
               memanipulasi,  dan  berinteraksi  secara  virtual  dengan
               objek budaya tersebut. Susilo (2019) menekankan bahwa
               pengenalan  budaya  lokal  melalui  media  digital  dapat
               menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebanggaan lokal
               sejak usia dini, karena siswa merasa budaya yang mereka
               pelajari hadir secara nyata dan menarik.
                      Pengintegrasian nilai budaya dalam pembelajaran
               tematik  berbasis  digital  juga  terbukti  mampu
               memperkuat  relevansi  pembelajaran.  Komara  (2020)
               menunjukkan  bahwa  pembelajaran  yang  memadukan
               teknologi dengan konten lokal tidak hanya memperkaya
               pengalaman  belajar  siswa,  tetapi  juga  memperkuat
               karakter  mereka  melalui  internalisasi  nilai  budaya.
               Penelitian  ini  menggarisbawahi  bahwa  pelestarian
               budaya  tidak  harus  berada  di  luar  konteks  inovasi
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67