Page 61 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 61
komunitas belajar, pendampingan lapangan, dan
kebijakan pemerataan infrastruktur digital di seluruh
wilayah, termasuk daerah 3T.
Pengalaman dari kasus-kasus di atas memberikan
pelajaran bahwa guru yang literat media akan mampu
merancang pembelajaran yang lebih kreatif,
menggabungkan media lokal dengan global, mengelola
data digital secara etis, dan menghadirkan kelas yang
inklusif serta relevan dengan perkembangan teknologi.
Sebaliknya, guru yang tidak memiliki literasi media
berisiko tertinggal dalam memanfaatkan teknologi,
sehingga berpotensi memperbesar kesenjangan kualitas
pendidikan nasional.
7. Hubungan Media Inovatif dan Pelestarian
Kearifan Lokal
Pembahasan pada subbab sebelumnya
menegaskan bahwa transformasi media pembelajaran
telah mempengaruhi hampir semua aspek proses belajar-
mengajar, mulai dari pergeseran media tradisional ke
digital dan imersif, integrasi teori belajar yang memicu
inovasi media, hingga penguatan literasi media guru dan
praktik implementasi di kelas Indonesia. Namun,
kemajuan ini menghadirkan pertanyaan penting yang
tidak kalah mendesak: dapatkah teknologi pembelajaran
yang semakin canggih menjadi sekadar alat modernisasi,
atau justru menjadi jembatan untuk melestarikan dan
mentransformasikan kearifan lokal di kelas digital?
Pertanyaan ini krusial karena pendidikan tidak hanya
berfungsi menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga
menjadi wahana penanaman nilai, identitas, dan rasa
memiliki terhadap budaya bangsa.
Media digital, yang sering dianggap sebagai
produk globalisasi, ternyata memiliki potensi besar untuk

