Page 171 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 171

keputusan MPR yang menolak laporan pertanggungjawaban Presiden B.J.
                 Habibie. Berkat  dukungan partai-partai  Islam  yang tergabung dalam  Poros
                 Tengah, Abdurrahman Wahid mengungguli calon presiden lain yakni Megawati
                 Soekarno Putri dalam pemilihan presiden yang dilakukan melalui pemungutan
                 suara  dalam  Rapat  Paripurna  ke-13 MPR. Megawati  Soekarno Putri  sendiri
                 terpilih menjadi  wakil  presiden setelah mengungguli  Hamzah Haz   dalam
                 pemilihan wakil presiden melalui pemungutan suara pula. Ia dilantik menjadi
                 Wakil Presiden pada tanggal 21 Oktober 1999.
                                                   Sumber: Sketsa Perjalanan Bangsa Berdemokrasi (Dep.
                                                   Kominfo, 2005)
                                                   Gambar 5.4 Karikatur yang
                                                   menggambarkan harapan terhadap
                                                   pemerintahan Gus Dur







                     Perjalanan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dalam melanjutkan
                 cita-cita  reformasi  diawali  dengan membentuk Kabinet  Persatuan Nasional.
                 Kabinet ini adalah kabinet koalisi dari partai-partai politik yang sebelumnya
                 mengusung Abdurrahman Wahid menjadi presiden yakni PKB, Golkar, PPP,
                 PAN, PK    dan PDI-P. Di   awal  pemerintahannya, Presiden Abdurrahman
                 Wahid membubarkan dua      departemen yakni  Departemen Penerangan dan
                 Departemen Sosial    dengan alasan perampingan struktur pemerintahan.
                 Selain itu, pemerintah berpandangan bahwa    aktivitas  yang dilakukan oleh
                 kedua  departemen tersebut  dapat  ditangani  oleh masyarakat  sendiri. Dari
                 sudut  pandang politik, pembubaran Departemen Penerangan merupakan
                 salah satu upaya  untuk melanjutkan reformasi  di  bidang sosial  dan politik
                 mengingat departemen ini merupakan salah satu alat pemerintahan Orde Baru
                 dalam mengendalikan media massa terutama media massa yang mengkritisi
                 kebijakan pemerintah.
                     Pembubaran Departemen       Penerangan dan Sosial     diiringi  dengan
                 pembentukan Departemen Eksplorasi    Laut  melalui  Keputusan Presiden No.
                 355/M Tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999. Sedangkan penjelasan mengenai
                 tugas  dan fungsi  termasuk susunan organisasi  dan tata  kerja  departemen ini
                 tertuang dalam Keputusan Presiden No. 136 tahun 1999 tanggal 10 November
                 1999. Nama    departemen ini  berubah menjadi   Departemen Kelautan dan
                 Perikanan (DKP) berdasarkan Keputusan Presiden No. 165 Tahun 2000 tanggal
                 23 November 2000. Pembentukan departemen ini       memiliki  nilai  strategis
                 mengingat  hingga  masa  pemerintahan Presiden Habibie, sektor kelautan




                                                                        Sejarah Indonesia
                                                                                            163
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176