Page 174 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 174

Kepercayaan masyarakat    terhadap Presiden Abdurrahman Wahid dan
              jajaran pemerintahannya   semakin menipis   seiring dengan adanya  dugaan
              bahwa   presiden terlibat  dalam  pencairan dan penggunaan dana   Yayasan
              Dana  Kesejahteraan Karyawan (Yanatera) Bulog sebesar 35 miliar rupiah
              dan dana  bantuan Sultan Brunei  Darussalam  sebesar 2 juta  dollar AS. DPR
              akhirnya membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk melakukan penyelidikan
              keterlibatan Presiden Abdurrahman Wahid dalam kasus tersebut (Gonggong,
              Asy’arie  ed, 2005: 220).

                  Pada   1 Februari  2001 DPR menyetujui      dan menerima    hasil  kerja
              Pansus. Keputusan tersebut  diikuti  dengan memorandum   yang dikeluarkan
              DPR berdasarkan Tap MPR No. III/MPR/1978 Pasal 7 untuk mengingatkan
              bahwa  Presiden telah melanggar haluan negara  yaitu melanggar UUD    1945
              Pasal 9 tentang Sumpah Jabatan dan melanggar Tap MPR No. XI/MPR/1998
              tentang Penyelenggaraan Negara yang bebas KKN (Gonggong &Asy’asri ed,
              2005:221).  Presiden Abdurrahman Wahid tidak menerima isi memorandum
              tersebut  karena  dianggap tidak memenuhi   landasan konstitusional. DPR
              sendiri  kembali  mengeluarkan memorandum     kedua  dalam  rapat  paripurna
              DPR yang diselenggarakan pada      tanggal  30 April  2000. Rapat  tersebut
              memberikan laporan pandangan akhir fraksi-fraksi   di  DPR atas  tanggapan
              presiden terhadap memorandum pertama.
                  Hubungan antara   presiden dan DPR semakin memanas      seiring dengan
              ancaman presiden terhadap  DPR. Jika  DPR melanjutkan niat   mereka  untuk
              menggelar Sidang Istimewa     MPR, maka     presiden akan mengumumkan
              keadaan darurat, mempercepat     penyelenggaraan pemilu yang bermakna
              pula  akan terjadi  pergantian anggota  DPR, dan memerintahkan TNI dan
              Polri  untuk mengambil  tindakan hukum   terhadap sejumlah orang tertentu
              yang dianggap menjadi   tokoh yang aktif menyudutkan pemerintah. Situasi
              ini juga meningkatkan ketegangan para pendukung presiden dan pendukung
              sikap DPR di tingkat akar rumput. Ribuan pendukung presiden terutama yang
              tinggal di kota-kota di Jawa Timur melakukan aksi menentang diadakannya
              Sidang Istimewa   MPR yang dapat    menjatuhkan Abdurrahman Wahid dari
              kursi  kepresidenan. Aksi  ini  berujung pada  perusakan dan pembakaran
              berbagai fasilitas umum dan gedung termasuk kantor cabang milik sejumlah
              partai  politik dan organisasi  massa  yang dianggap mendukung DPR untuk
              mengadakan Sidang Istimewa MPR.

                  Dua hari menjelang pelaksanaan Sidang Paripurna DPR, Kejaksaan  Agung
              mengumumkan bahwa hasil penyelidikan kasus skandal keuangan  Yayasan
              Yanatera  Bulog dan sumbangan Sultan Brunei       yang diduga   melibatkan






              166  Kelas XII SMA/MA
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179