Page 173 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 173

ia  justru mengambil  sikap yang berseberangan dengan sikap partai  politik
                 pendukungnya   terutama  dalam  kasus  komunisme  dan masalah Israel. Sikap
                 Presiden Abdurrahman Wahid yang cenderung mendukung pluralisme dalam
                 masyarakat  termasuk dalam   kehidupan beragama    dan hak-hak kelompok
                 minoritas merupakan salah satu titik awal munculnya berbagai aksi penolakan
                 terhadap kebijakan dan gagasan-gagasannya. Dalam       kasus  komunisme,
                 Presiden Abdurrahman Wahid melontarkan gagasan kontroversial         yaitu
                 gagasan untuk mencabut Tap. MPRS No. XXV Tahun 1966 tentang larangan
                 terhadap Partai Komunis Indonesia dan penyebaran Marxisme dan Leninisme.
                 Gagasan tersebut mendapat tantangan dari kalangan Islam termasuk Majelis
                 Ulama   Indonesia  dan tokoh-tokoh organisasi   massa   dan partai  politik
                 Islam. Berbagai  reaksi  tersebut  membuat  Presiden Abdurrahman Wahid
                 mengurungkan niatnya   untuk membawa    rencana  dan gagasannya  ke  Sidang
                 Tahunan MPR tahun 2000.
                     Selain masalah komunisme, benturan Presiden Abdurrahman Wahid
                 dengan organisasi massa dan partai politik Islam yang notabene justru menjadi
                 pendukungnya   saat  ia  terpilih menjadi  presiden adalah gagasannya  untuk
                 membuka   hubungan dagang dengan Israel. Gagasannya     tersebut  mendapat
                 tantangan keras  mengingat  Israel  adalah negara  yang menjajah dan telah
                 banyak melakukan tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap
                 warga  Palestina  yang mayoritas   beragama   Islam. Membuka    hubungan
                 dagang dengan Israel sama saja dengan melanggar apa yang tertuang dalam
                 Pembukaan UUD 1945 yang menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara
                 yang menyerukan agar penjajahan di atas dunia dihapuskan.

                     Kejatuhan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tidak terlepas
                 dari  akumulasi  berbagai  gagasan dan keputusannya    yang kontroversial
                 dan mendapat   tantangan keras  dari  berbagai  organisasi  massa  dan partai
                 politik Islam  yang semula  mendukungnya  kecuali  NU  dan PKB. Keduanya
                 merupakan pendukung setia    Presiden Abdurrahman Wahid hingga       akhir
                 masa  pemerintahannya. Selain gagasannya    yang kontroversial   mengenai
                 pencabutan Tap. MPRS      mengenai  pelarangan komunisme     dan gagasan
                 pembukaan hubungan dagang dengan Israel, hubungan Presiden Abdurrahman
                 Wahid dengan DPR dan bahkan dengan beberapa        menteri  dalam  kabinet
                 pemerintahannya   terbilang tidak harmonis. Penyebab ketidakharmonisan
                 tersebut  berawal  dari  seringnya  presiden memberhentikan dan mengangkat
                 menteri  tanpa  memberikan keterangan yang dapat     diterima  oleh DPR.
                 Pemberhentian Laksamana     Sukardi  sebagai  Menteri  Negara  Penanaman
                 Modal dan Jusuf Kalla sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan bahkan
                 menyebabkan DPR mengajukan hak interpelasinya.





                                                                        Sejarah Indonesia
                                                                                            165
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178