Page 112 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 112

BERBAGAI PANDANGAN FUNDAMENTAL MENGENAI ISLAM HINDIA  —  91


               mendukung  keyakinan  muslim  terhadap  makhluk  itu  dan  kemujaraban
               azimat. Bagaimanapun, azimat-azimat seperti gelang apung Sunan Giri cukup
               layak digambarkan dalam Rariteiten-kammer (Lemari Barang-Barang Aneh)
               karya Rumphius. 63
                    Patut diingat bahwa de Jager, Saint Martin, dan Rumphius adalah orang-
               orang aneh terpelajar yang hanyut jauh dari rumah. Pesan-pesan sampingan
               Rumphius yang melaporkan praktik-praktik Islam setempat tidak terbit hingga
               1740-an ketika VOC kemudian memutuskan bahwa tak ada satu pun dari
               rahasia dagangnya yang berharga terancam risiko lewat penerbitan karya-karya
               sejarah alam yang lebih besar tempat rahasia-rahasia itu berada. Sebenarnya,
               begitu sedikit hal baru mengenai Islam yang tersedia dalam bentuk tercetak di
               Belanda selama masa hidup mereka sampai seorang mantan murid Leijdecker
               dan Voetius,  Adriaan  Reland  (Relandus,  1676–1718),  mengumandangkan
               seruan menuntut pengetahuan yang lebih luas mengenai agama ini dalam
               Religione Mohammedica (Agama Mohammedan) sejak 1705. 64
                    Relandus bukanlah apolog bagi Islam. Argumen-argumennya terutama
               dirancang  untuk  mempersenjatai  orang-orang  Protestan  seperti  dirinya
               melawan para polemikus Katolik yang menuduh mereka menjadi muslim.
               Sebagaimana  dibantah  Relandus,  ajaran-ajaran  Gereja  Katolik  mengenai
               hal-hal semacam doa untuk orang mati, perantaraan para santo, dan banyak
               peziarahan  lebih  mirip  dengan  “Mohammedanisme”  ketimbang  agama
               mereka  sendiri  setelah  direformasi.   Namun,  setelah  itu  dia  mendorong
                                              65
               mereka yang berhubungan dengan imperium Turki dan orang-orang Muslim
               di koloni-koloni mereka yang jauh agar mencurahkan lebih banyak waktu
               untuk  mempelajari  bahasa  Arab  dan  Al-Quran  agar  bisa  berdebat  secara
               cerdas. Dia bahkan bercanda mengenai potensi terjadinya pergeseran sikap
               di kalangan rekan-rekan senegaranya jika negara mau menawarkan hadiah
               kepada siapa pun yang berhasil membuat seorang muslim memeluk Kristen
               dengan usaha semacam itu. 66
                    Terlepas dari seruan Relandus, hanya sedikit orang yang berpikiran bahwa
               teks-teks mengenai Islam akan mendapat pembaca. François Valentijn, yang
               memasok Relandus dengan sebagian manuskripnya, konon diyakinkan bahwa
               catatan-catatan mengenai agama tersebut kemungkinan kecil mendapatkan
               khalayak.   Valentijn  pastinya  memiliki  peluang  yang  bagus  untuk
                       67
               membentuk sebuah opini karena sudah ditempatkan di Ambon, Banda, Jawa
               Timur, dan Batavia sejak 1686 hingga 1694 dan 1706 hingga 1713. Selama
               periode pertama, Valentijn dibimbing oleh Rumphius, yang catatan-catatan
               dan ukiran-ukirannya dengan bebas dia masukkan dalam Oud en Nieuw Oost-
               Indiën  (Hindia Timur  Lama  dan  Baru)  karyanya  dari  1724–26.  Valentijn
               dituduh melakukan banyak ketidakpatutan selama usahanya di Hindia, selain
               dituduh memiliki pemahaman yang tidak memadai terhadap bahasa Melayu.
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117