Page 114 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 114

BERBAGAI PANDANGAN FUNDAMENTAL MENGENAI ISLAM HINDIA  —  93


               Hasan Sulayman. Dia berpandangan bahwa kaum Muslim secara umum lebih
               religius dibandingkan orang-orang Belanda di Hindia. Dia juga menyatakan
               bahwa mereka adalah penutur bahasa Melayu yang lebih mahir dibandingkan
               orang-orang Kristen berkat literatur mereka yang luas dan beragam. Sebagai
               bukti, dia memberikan ringkasan berbagai teks miliknya. 74
                    Dalam  kasus  Makassar,  Valentijn  mencatat  bahwa  dia  mendapatkan
               informasi  dari  “salah  seorang  di  antara  kaum  Mohhamedan  yang  paling
               terpelajar”  kenalannya,  seorang  kapten  yang  berbasis  di  Batavia  bernama
               “Dain Matàra”.  Yang tampaknya didengar Valentijn adalah sebuah laporan
                            75
               mengenai legenda Islamisasi kerajaan di tangan sang pendiri “Dato Bendang”.
               Meskipun menyampaikan informasi ini, menurutnya dia mendapati tanggalnya
               bermasalah.  Valentijn  jelas  lebih  berminat  pada  sejarah  Islam  ketimbang
               praktik Islam dan secara aktif menghindari bicara mengenainya. Seperti yang
               dia nyatakan dalam bagian tulisannya “Perkara-Perkara Makassar”:

                    Kami  tidak  akan  bicara  lagi  tentang  muatan  agama  ini,  sebagaimana  sudah
                    dilakukan  di  bawah  tajuk  Jawa.  Di  sini  kami  hanya  akan  menambahkan
                    bahwa agama ini sangat menyebar di kalangan orang-orang kaf r buta secara
                    sedemikian rupa sehingga sebagian besar pulau ini [yakni Sulawesi] menjadi
                    Mohhammedan, sebuah agama yang sangat mudah dan luar biasa ringan untuk
                    mereka  terima,  yang  juga  merupakan  alasan  mengapa  kami  bisa  mencapai
                    begitu sedikit hasil ....  76

                    Valentijn  nyaris  tidak  menganggap  Islam  sebagai  sebuah  agama
               serta mendudukkannya di tempat ketiga yang mengenaskan dalam bagian
               tulisannya “Perkara-Perkara Agama” setelah Paganisme dan Agama “Roma”.
               Seperti yang sudah dia janjikan, subbagian yang secara eksplisit diberi judul
               “agama  di  Jawa”  memuat  sedikit  informasi  selain  penyebutan  sambil  lalu
               mengenai pengislaman pulau tersebut di tangan Syekh “Ibn Moelana” (yakni
               Mawlana Maghribi) dan kemudian Pati Tuban. Valentijn juga menegaskan
               kembali  bahwa,  dibandingkan  Paganisme,  Yahudi,  dan  Kristen,  “agama
               Muhammedan” sebenarnya sama sekali bukanlah “agama utama”. Sebaliknya,
               dia  mengulangi  f ksi  kuno  bahwa  Islam  diciptakan  melalui  perpaduan
               “endapan-endapan” Yahudi dengan berbagai unsur agama Saba dan Saracen
               awal. 77
                    Dalam  satu  abad,  Belanda  tidak  membuat  banyak  kemajuan
               dibandingkan  para  pesaing  muslim  mereka.  Sebagaimana  direnungkan
               Valentijn, Al-Quran yang bisa dibaca oleh “siapa pun”, dibaca dari Patani
               hingga  Jawa.  Dia  mengakui  penyebaran  Al-Quran  begitu  hebat  sehingga
               “dengan  sangat  sedikit  pengecualian”  hampir  seluruh  pulau  ini  adalah
               Mohammedan.  Dengan  menyesal  Valentijn  menambahkan  bahwa  mereka
               “sejauh  ini  tidak  menyebarkan  Islam  menggunakan  kekerasan”,  tetapi
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119